Ki-demang.com : Candi

Lokasi :

Dusun Gampingan, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul

Candi gampingan diberi nama sesuai dengan nama dusun candi ini berada, ditemukan pada tahun 1995 oleh warga sekitar yang hendak membuat batu bata. Candi ini diperkirakan dibangun pada masa Kerajaan Mataram Kuno abad 8 & 9. Lompleks reruntuhan candi ini mempunyai tujuh buah bangunan candi yang tidak utuh, dengan bangunan utama berukuran kira-kira 5 m x 5 m dan tinggi 1,2 meter.
Struktur candi ini terbuat dari batu putih yang mudah aus dan rusak oleh cuaca, hal ini terlihat dari struktur candi utama yang sudah mengalami aus yang cukup parah.
Pada saat ditemukan, dalam candi ini terdapat tiga buah arca Dhyani Buddha Wairocana yang terbuat dari perunggu, dua buah arca Jambhala dan Candralokesvara dari batu andesit, benda-benda dari emas, dan beberapa benda-benda keramik.

Walaupun hanya tinggal reruntuhan tetapi di candi ini masih dapat dijumpai ornamen dan relief yang masih tersisa pada candi utama dan beberapa batu candi yang berserakan di lokasi candi. Relief di candi ini lebih banyak menggambarkan satwa seperti burung dan katak.

Sayang dari tujuh candi yang ditemukan saat ini hanya 3 candi saja yang bisa terlihat, sedangkan untuk ke 4 candi lainnya kemungkinan sudah ditimbun kembali mengingat waktu sewa tanah lahan milik warga sudah habis dan warga juga tidak mengijinkan perpanjangan sewa lagi.

Sumber : http://tarabuwana.blogspot.com/2012/01/candi-gampingan.html

Administrative localization:

Gampingan, Srimulyo, Piyungan, Bantul, DIY.

Geographical localization:
Main compound Secondary compound
07° 50' 08.6" S 07° 50' 06.8" S
110° 26' 13.9" E 110° 26' 14.2" E
Precision: 20m
Alt.: 75m

Surroundings:

In lowland, on flat ground, some 250m east of kali Kuning. The site is located 1km southeast of Watugilang and 1250m west southwest of Payak.

Religion: Buddhist.
Main features: Sanctuary type 4 facing west.
State of preservation: Only bases remain.

Description:

Up to now, four buildings have been excavated6. Three of them form the "main compound". The fourth structure, located some 50m away, constitutes the "secondary compound".
The main compound is formed from a central temple and two secondary structures standing in a row.
The base of the main building is 4,50m square, with a projecting staircase to the west. Unfortunately, nothing remains of the temple body, except the 1m square cella pit.
The secondary structures are located to the north and south of the central temple. Only 2,40m square foundations remain. Curved stones with padma-mouldings found around the compound suggest that these secondary constructions were actually stūpa.
Remains of another structure are visible 4m to the south of the southern secondary building. Whether this was a temple, a stūpa or part of an enclosure is not known.
The secondary compound is not on a line with the main compound. It houses only one small square base.

Sculptures:
A sculpture of Jambhala, found at the foot of the northern wall of the main temple (Bambang, personal communication, 2002).
Inscriptions:
Two inscribed (but unreadable) copper strips were found during excavation (Setianingsih 2002: BG 1471, BG 1470c).