Ki-demang.com : Candi

Kaca Ngajeng Candhi

ikon-kaca-ngajeng
 

ikon-buku-tamu

candi-prov-yogyakarta

candi-sleman
candi-bantul
candi-gunung-kidul
candi-kulon-progocandi-kota-yogyakarta


 candi-prov-jawa-tengah
candi-klaten
candi-magelang
candi-boyolali
candi-temanggung
candi-kabupaten-semarang
candi-banyumas
candi-wonosobo
candi-kota-semarang
candi-kendal
candi-banjarnegara
candi-batang
candi-pemalang
candi-tegal
candi-brebes
candi-purwodadi
candi-kudus
candi-purworejo
 candi-purbalingga
candi-kebumen

    Jumlah Pengunjung

0463425
  Hari ini     :  Hari ini :88
  Kemarin     :  Kemarin :141
  Minggu ini   :  Minggu ini :224
  Bulan ini   :  Bulan ini :2841
  s/d hari ini   :  s/d hari ini :463425
Pengunjung Online : 6

Kontak Admin.

email-kidemang

34 Kedulan

Candi Kedulan yang terletak di Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, sekitar 2,5 km dari Candi Sambisari.Candi ini sedang dalam proses penggalian dan rekonstruksi, karena pada saat ditemukan, reruntuhan candi dalam keadaan tertimbun tanah yang berasal dari lahar G. Merapi.

 

candi kedulan pnri01Candi Kedulan yang terletak di Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, sekitar 2,5 km dari Candi Sambisari.Candi ini sedang dalam proses penggalian dan rekonstruksi, karena pada saat ditemukan, reruntuhan candi dalam keadaan tertimbun tanah yang berasal dari lahar G. Merapi.
Bangunan induk Candi Kedulan ditemukan pada tanggal 24 November 1993 secara tidak sengaja oleh penambang pasir. Candi berdenah bujur sangkar ini memiliki panjang 13.7 meter dan tinggi 8.009 meter.
http://candi.pnri.go.id/jawa_tengah_yogyakarta/kedulan/image/kedulan_utama1.jpg

 

Bangunan induk Candi Kedulan ditemukan pada tanggal 24 November 1993 secara tidak sengaja oleh penambang pasir yang sedang menambang pasir di lahan gersang yang merupakan "tanah bengkok" desa Tirtomartani. Yang disebut "tanah bengkok" adalah tanah milik desa yang diperbolehkan untuk didayagunakan dan diambil hasilnya oleh kepala desa selama masa jabatannya. Penambangan pasir kemudian dihentikan, dilanjutkan penggalian arkeologi yang dilakukan oleh BP3 secara bertahap. Saat penggalian lanjutan, kondisi candi sudah roboh, batu-batunya terserak karena diterjang lahar Merapi dan terkubur pada kedalaman enam meter di bawah permukaan tanah. Setelah petugas arkeolog menggali sedalam tujuh meter di lahan seluas 4,000 meter persegi, terpampanglah candi induk Kedulan. Candi berdenah bujur sangkar ini memiliki panjang 13.7 meter dan tinggi 8.009 meter.

 

candi kedulan pnri02Para ahli memperkirakan bahwa di kompleks Candi Kedulan terdapat sebuah candi utama yang menghadap ke timur, berhadapan dengan tiga buah candi perwara yang berjajar dari utara ke selatan. Perkiraan tersebut didasarkan pada kemiripan Candi Kedulan dengan Candi Sambisari yang telah selesai dipugar pada tahun 1985.
Baik Candi sambisari maupun Candi Kedulan merupakan candi Hindu. Bentuk dan ukuran candi utamanya juga tidak jauh berbeda. Kompleks candi dikelilingi pagar pembatas, terlihat dari adanya dinding sepanjang dua meter dari timur ke barat.
http://candi.pnri.go.id/jawa_tengah_yogyakarta/kedulan/image/kedulan_utama4.jpg

 

candi kedulan pnri03http://candi.pnri.go.id/jawa_tengah_yogyakarta/kedulan/image/kedulan_utama6.jpg

 

Para ahli memperkirakan bahwa di kompleks Candi Kedulan terdapat sebuah candi utama yang menghadap ke timur, berhadapan dengan tiga buah candi perwara yang berjajar dari utara ke selatan. Kompleks candi dikelilingi pagar pembatas, terlihat dari adanya dinding sepanjang dua meter dari timur ke barat. Perkiraan tersebut didasarkan pada kemiripan Candi Kedulan dengan Candi Sambisari yang telah selesai dipugar pada tahun 1985. Baik Candi sambisari maupun Candi Kedulan merupakan candi Hindu. Bentuk dan ukuran candi utamanya juga tidak jauh berbeda. Di tengah bangunan utama terdapat lingga dan yoni. Perbedaan di antara keduanya hanyalah bahwa Candi Sambisari menghadap ke barat, sementara candi Kedulan menghadap ke timur. Pagar luar seperti yang ditemukan di Candi Kedulan terdapat juga di Candi Sambisari. Di Candi Kedulan ditemukan juga arca Durga Mahesasuramahardini di utara, arca Ganesha di barat, arca Agastya dan Mahakala di selatan, serta Nandiswara di kanan-kiri pintu masuk candi.

 

candi kedulan pnri04
Saat ini, yang sudah terbuka baru candi perwara yang berada di ujung selatan. Candi perwara ini berada empat meter di bawah permukaan tanah. Lokasi candi perwara ini berada persis di bawah jalan kampung.

http://candi.pnri.go.id/jawa_tengah_yogyakarta/kedulan/image/kedulan_perwara_utara1.jpg

 

Saat ini, yang sudah terbuka baru candi perwara yang berada di ujung selatan. Candi perwara ini berada empat meter di bawah permukaan tanah. Lokasi candi perwara ini berada persis di bawah jalan kampung.

Sementara candi perwara tengah sedang dalam proses penggalian dan sudah menampakkan beberapa batu candi, sedangkan candi perwara di sisi utara sama sekali belum digali.

Pada masa penggalian, di dekat arca Agastya, ditemukan dua buah prasasti yang masing-masing panjangnya 75 cm, lebar 45 cm dan tebal sekitar 23 cm. Kedua prasasti ini ditulis dengan huruf Palawa dan berbahasa Sansekerta.

 

candi kedulan pnri05
Sementara candi perwara tengah sedang dalam proses penggalian dan sudah menampakkan beberapa batu candi, sedangkan candi perwara di sisi utara sama sekali belum digali.

http://candi.pnri.go.id/jawa_tengah_yogyakarta/kedulan/image/kedulan_perwara_tengah2.jpg

 

candi kedulan pnri06
http://candi.pnri.go.id/jawa_tengah_yogyakarta/kedulan/image/kedulan_perwara_tengah1.jpg

 

Menilik beratnya, kemungkinan besar sejak semula kedua prasasti yang dikenal dengan Prasasti Pananggaran dan Prasasti Sumundul tersebut memang terletak di tempat itu. Keduanya berangka tahun bertahun 791 Saka atau 869 Masehi. Menilik tahun pembuatan prasasti, diduga Candi Kedulan dibangun ketika Rakai Kayuwangi memerintah Kerajaan Mataram Hindu.

Kedua prasasti tersebut memuat ketetapan bahwa penggunaan bendungan di desa Pananggaran untuk kepentingan masyarakat dan bahwa pendapatan yang dihasilkan dari bendungan itu dibebaskan dari pajak oleh negara karena digunakan untuk mendanai Candi Kedulan.

 

Sumber : http://candi.pnri.go.id/jawa_tengah_yogyakarta/kedulan/kedulan.htm


Administrative localization:

Kedulan, Tirtomartani, Kalasan, Sleman, DIY.

 

Geographical localization:

07° 44' 33.2" S
110° 28' 11.0" E
Precision: 7m
Alt.: 165m

 

Surroundings:

In lowland, on flat ground, 35m east of the small sungai Wareng and 450m west of the Bening River, with a view on both Mount Merapi and Gunung Kidul. The site is located 1100m to the southwest of Pondok.

 

Religion: Hindu.
Main features: Sanctuary type 2; facing east; square; enclosure wall.
State of preservation: The base, as well as parts of the temple body, is preserved.

 

Description:

The temple was found under 3-4m of volcanic ashes, like Sambisari, Morangan and Wades. It was nevertheless badly damaged and is currently under restoration.
Its base is 13,5m square with a projection to the east, for the staircase.
A balustrade pierced on its eastern side by a small gopura bordered the platform. The pavement of the base had two levels: it is lower near the temple body than near the balustrade. On the highest level are 12 square column bases (4 on each side). On the lowest level, closer to the temple body, are 9 smaller column bases.
The temple body is 4,7m square, with 5 niches (one at the centre of the northern, western and southern walls, two on the eastern wall, on each side of the entrance door).
The cella measures 3,2m x 3,2m.
Numerous stones from the balustrade and even from the temple body are re-used from another structure. Traces of modifications are also visible at the gopura (it seems to have been made smaller) (Haryono 2003, Personal communication).
Remains of an enclosure wall have been found 13,17m south of the temple (Haryono 2003, Personal communication).

 

Sculptures:
Several sculptures were found among the remains, not far from their original position, i.e. a Durgā Mahīsāsuramardinī, a Ganeśa, a lingga and a yoni (Laporan ekskavasi Kedulan 1994). An Agastya would also have been discovered more recently (Haryono 2005, personal communication).

 

Inscriptions:
Two stone inscriptions have been discovered during excavations (Haryono 2005, personal communication), as well as two inscribed metal leaves (one of gold, the other of silver). The gold leaf reads "om lā om ō sah om jūr jū sah". The silver leaf reads "om lā om jū sah om raga jñana" (Laporan ekskavasi situs Kaliworo 1990: 32)

 

Miscellaneous archaeological finds:
An empty peripih casket was found in 2005 (Haryono 2005, personal communication).

 

Sumber : Candi Space and Landscape - Véronique Myriam Yvonne Degroot


kds penutupwangsul-manginggil

  • < 33 Keblak
  • 35 Kepitu >