Ki-demang.com : Galeria

Kaca Ngajeng

kaca-ngajeng


ikon-buku-tamu

Gambar Kayon

gambar-kayon

Gambar Wayang

wayang-aksara-a
wayang-aksara-b
wayang-aksara-c
wayang-aksara-d
wayang-aksara-e
wayang-aksara-g
wayang-aksara-h
wayang-aksara-i
wayang-aksara-j
wayang-aksara-k
wayang-aksara-l
wayang-aksara-m
wayang-aksara-n
wayang-aksara-p
wayang-aksara-r
wayang-aksara-s
wayang-aksara-t
wayang-aksara-u
wayang-aksara-w
wayang-aksara-y

Gambar Gamelan

gambar-gamelan

    Jumlah Pengunjung

1280578
  Hari ini     :  Hari ini :476
  Kemarin     :  Kemarin :259
  Minggu ini   :  Minggu ini :728
  Bulan ini   :  Bulan ini :9319
  s/d hari ini   :  s/d hari ini :1280578
Jumlah Kunjungan Tertinggi
10-28-2025 : 2326
Pengunjung Online : 18

Kontak Admin.

email-kidemang

Wayang Kelompok Aksara B

Bomanarakasura - Solo

 Bomanarakasura-Solo

PRABU BOMANARAKASURA

Bomanarakasura putra Prabu Kresna dari perkawinannya dengan Dewi Pertiwi. Ia sangat sakti. Apabila ia mati dan tubuhnya menyentuh bumi, maka ia pun akan hidup kembali, sehingga dengan demikian ia tak terkalahkan. Ia juga bermusuhan dengan Pendawa dan pernah mematikan Arjuna.

Matinya Arjuna ini sangat membikin murkanya Prabu Kresna, oleh karena ia memberatkan Pendawa. Maka Prabu Kresna pun merasa tega mematikan Prabu Bomanarakasura. Tetapi karena begitu saktinya Prabu Boma itu, tak dapat Kresna mematikannya.

Ketika itu teringatlah Prabu Kresna, bahwa kematian Boma dirahasiakan oleh ibu Boma, Dewi Pertiwi. Prabu Kresna menemui Dewi Pertiwi di Saptaputala dan menanyakan kepadanya, rahasia apa sebenarnya yang bisa mematikan Boma.

Dewi Pertiwi tak keberatan menjawab, sebab yang bertanya adalah ayah Boma sendiri. Seperginya Prabu Kresna, Dewi Pertiwi merasa menyesal, bahwa ia telah menyampaikan rahasia kematian putrandanya itu.

Oleh karena Prabu Kresna berpihak pada Pendawa dan Pendawa terhitung musuh Boma, maka Prabu Kresna pun berperang dengan Boma.

Ketika Boma berperang, ia berkendaraan sekor burung garuda bermuka raksasa yang bernama Wilmuka dan Wilmuka ini bisa membantu tuannya di dalam peperangan. Prabu Boma mati bersama dengan kendaraannya karena dipanah cakra oleh Prabu Kresna. Mayat Boma dijala yang sudah disiapkan sebelumnya, hingga tak menyentuh bumi. Dengan demikian Boma pun tak berkesempatan untuk hidup kembali.

Pada waktu masih kanak-kanak, Prabu Boma bernama Bambang Sutija.

Setelah dewasa Bambang Sutija bertanya kepada ibunya, siapa gerangan ayahnya. Setelah diberitahu siapa ayahnya, pergilah Bambang Sutija ke Dwarawati, ke negara Prabu Kresna.

Karena saktinya, oleh para Dewa Bambang Sutija diminta untuk membunuh raja negara Trajutrisna, Prabu Bomantara. Bambang Sutija berhasil mematikan Bomantara dan halusnya Bomantara ini masuk ke dalam Bambang Sutija dan sesudah Sutija menjadi raja Trajutrisna, bergelarlah ia Prabu Bomanarakasura.

Setengah orang berkata, bahwa kehidupan Boma melambangkan sesuatu, yakni bahwa apabila kesucian batin manusia tersentuh oleh sesuatu perbuatan yang salah, menjadi kotor lagilah batin suci itu.

Yang dimaksud dengan batin dalam hubungan ini ialah citarasa manusia yang belum dinyatakan dan belum diketahui oleh orang lain. Tetapi orang yang menjalankan kebatinan bisa merasakan citarasa tersebut, meski belum lagi dinyatakan, dilahirkan.

Seseorang yang mengerti tentang kebatinan mengetahui, bahwa segala kejadian yang dialaminya adalah hasil dari pada perbuatannya sendiri. Setiap orang memetik buah dari perbuatan yang telah dilakukannya, tetapi jarang orang yang mau menyadari kenyataan itu.

Prabu Boma bermata telengan, berhidung dempak, berjamang tiga susun,berprabada dann berkain kerajaan lengkap.


Sumber : Sejarah Wayang Purwa - Hardjowirogo - PN Balai Pustaka - 1982

 kds penutup
wangsul-manginggil

  • < 47 Bogadenta - Solo
  • 49 Bomantara - Solo >