Wayang Kelompok Aksara C |
Citraksa - Solo |
RADEN CITRAKSA Raden Citraksa putra Prabu Destarastra, raja negara Astina, salah seorang Korawa dan adik Prabu Suyudana. Citraksa bicaranya gagap dan beradat congkak. Ia adalah seorang Korawa pilihan. Dalam perang Baratayuda ia tewas oleh Arjuna, ketika ksatria ini mengamuk, sesudah Angkawijaya, putranya tewas. Citraksa bermata kedondongan, berhidung menganggul (Jawa: njengat). Berambut terurai bentuk gimbal. Berjamang dengan garuda membelakang, berkalung putran, bergelang, berpontoh, dan berkeroncong. Berkain parangrusak barong, menandakan ia seorang ksatria besar. Bercelana cindai. Cat mukanya hijau, menandakan ia seorang penakut. Citraksa bicaranya gagap, tetapi suka menyombongkan diri bahwa ia seorang Pangeran dan di samping itu ia suka pula memaki-maki. Memaki-maki sebenarnya bukan perbuatan yang tercela. Bagi setengah orang memaki maki malahan kelihatan pantas dan kalau orang sudah terbiasa memaki maki, sukar rasanya untuk menghilangkan kebiasaan itu. Sumber : Sejarah Wayang Purwa - Hardjowirogo - PN Balai Pustaka - 1982 |