Ki-demang.com : Galeria

Kaca Ngajeng

kaca-ngajeng


ikon-buku-tamu

Gambar Kayon

gambar-kayon

Gambar Wayang

wayang-aksara-a
wayang-aksara-b
wayang-aksara-c
wayang-aksara-d
wayang-aksara-e
wayang-aksara-g
wayang-aksara-h
wayang-aksara-i
wayang-aksara-j
wayang-aksara-k
wayang-aksara-l
wayang-aksara-m
wayang-aksara-n
wayang-aksara-p
wayang-aksara-r
wayang-aksara-s
wayang-aksara-t
wayang-aksara-u
wayang-aksara-w
wayang-aksara-y

Gambar Gamelan

gambar-gamelan

    Jumlah Pengunjung

1280524
  Hari ini     :  Hari ini :422
  Kemarin     :  Kemarin :259
  Minggu ini   :  Minggu ini :674
  Bulan ini   :  Bulan ini :9265
  s/d hari ini   :  s/d hari ini :1280524
Jumlah Kunjungan Tertinggi
10-28-2025 : 2326
Pengunjung Online : 6

Kontak Admin.

email-kidemang

Wayang Kelompok Aksara D

Destarata - Solo

 Destarata-Solo

RADEN DASTARASTRA

Raden Dastarasa anak Begawan Abyasa yang tertua Ia buta.

Dastarastra adalah bapak Korawa, mempunyai 100 orang anak, 99 putra dan seorang putri. Keadaan yang demikian itu dalam bahasa Jawa disebut beranak satus selapan siji. Artinya di antara seratus anak hanya terdapat Seorang putri atau bisa diartikan juga, karena banyaknya jumlah gundik, seorang anak dilahirkan setiap selapan, 36 hari. Dalam bahasa Jawa setiap satuan yang terdiri dan 36 hari itu disebut selapan.

Dastarastra mengangkat dirinya sebagai raja negara Astina dengan nama Prabu Dastarastra, tetapi oleh karena buta, sebenarnya ia tak berhak menjadi raja. Adapun yang berhak ialah Pandu, tetapi oleh karena ia masih kanak-kanak, bertindaklah Dastarastra sebagai wali dalam menantikan dewasanya Pandu. Dalam pada itu, oleh karena pihak Korawa merasa kuat, mereka pun tak hendak melepaskan Astina. Inilah yang menyebabkan Korawa senantiasa bermusuhan dengan Pendawa, yang adalah anak-anak Pandu. Permintaan Pendawa, supaya diberi separo dari negara Astina saja, juga tidak dikabulkan oleh Korawa.

Sesudah menyerahkan takhta kerajaan Astina kepada putranya, Suyudana, Dastarastra menjadi pendeta dan penasehat kerajaan Astina. Usianya lanjut, hingga mengalami perang Baratayuda.

Dastarastra bermata buta, hal mana datat dilihat dari biji matanya yang putih, tanpa tanda hitam di tengahnya. Berhidung mancung, bermulut rapat. Bersanggul keling. Berjamang dengan sunting kembang kluwih, berkalung ulur-ulur, bergelang, berpontoh dan berkeroncong. Berkain bokongan raton.


Sumber : Sejarah Wayang Purwa - Hardjowirogo - PN Balai Pustaka - 1982



 kds penutup
wangsul-manginggil

  • < 12 Dentawilukrama - Solo
  • 14 Dewabrata - Solo >