| Wayang Kelompok Aksara K |
| Kakrasana - Solo |

|
RADEN KAKRASANA Raden Kakrasana putra Prabu Basudewa dari perkawinannya dengan Dewi Rohini. Ketika bertakhta sebagai raja di Madura, ia bernama Prabu Baladewa. Raden Kakrasana adalah saudara kembar Raden Nayarana, tapi Kakrasana berkulit putih bulai dan Nayarana herkulit hitam. Kakrasana titisan Hyang Basuki, dewa ular. Tabiatnya keras dan pemarah, tetapi marahnya gampang mereda. Pada masa mudanya ia menjadi pendeta, bernama Wasi Jaladara. Sebabnya ia menjadi pendeta ialah karena negaranya dikuasai seorang ksatria raksasa, bernama Raden Kangsa. Kangsa ini terus-menerus mencari Kakrasana, dengan maksud untuk membunuhnya, sebab oleh Kangsa, Kakrasana dianggap sebagai orang yang akan menguasai negara Madura. Semasa menjadi pendeta, Kakrasana sangat waspada dan berbudi hening, hingga termasyhurlah ia sebagai pendeta sakti. Karena kewaspadaannya, Jaladara bisa mengetahui hal-hal yang gaib, hingga ia bisa menemukan seorang putri raja Madraka, bernama Dewi Herawati yang dicuri oleh Raden Kartawiyaga, putra raja raksasa, bernama Karondageni dari negara Tirtakandasan. Akhirnya putri itu menjadi istri Wasi Jaladara yang kemudian bertakhta menjadi negara Madura. Tetapi sebenarnya Kakrasana bukan saudara kembar Nayarana, mereka malahan berlainan ibu, Kakrasana adalah putra Dewi Rohini dan Nayarana putra Dewi Dewani. Dewi ini sesudah bersalin, meninggal. Dalam bahasa Jawanya ini dinamakan mati konduran. Maka bayi Nayarana pun disusui oleh ibu Kakrasana. Itulah sebabnya mengapa kedua bayi itu dikira anak kembar. Raden Kakrasana bermata kedondongan, berhidung dan bermuka serba lengkap (sembada). Berjamang dengan garuda membelakang. Berambut terurai dengan bentuk polos (biasa). Berkalung bulan sabit, menandakan, bahwa ia masih ksatria muda. Bergelang, berpontoh dan berkeroncong. Berkain katongan (kerajaan). Raden Kakrasana berwanda: 1. Kilat, 2. Sembada dan 3. Bangbang wetan. Sumber : Sejarah Wayang Purwa - Hardjowirogo - PN Balai Pustaka - 1982 |














