| Wayang Kelompok Aksara M |
| Mustakaweni - Solo |

|
DEWI MUSTAKAWENI Dewi Mustakaweni putri Prabu Bumiloka, raja negara Manimantika. Putri ini ingin membalas dendam pada kerabat Pendawa yang telah membunuh salah seorang leluhurnya. Maka tanpa izin kandanya, Dewi Mustakaweni pun pergi meninggalkan negaranya. Dewi Mustakaweni singgah di pertapaan seorang pendeta raksasa, Begawan Kalapujangga, untuk mohon restu. Oleh Sang Begawan permintaannya dikabulkan. Mustakaweni berobah rupa menjadi Raden Gatotkaca dan mendapat pesan untuk mencuri surat Kalimahusada, azimat pusaka kerabat Pendawa yang berada di tangan Puntadewa. Setibanya di negara Ngamarta, Mustakaweni dengan menyamar sebagai Gatotkaca mudah bisa menipu Dewi Drupadi, permaisuri Prabu Puntadewa. Surat Kalimahusada dimintanya dan oleh Drupadi diberikan kcpadanya. Adanya Gatotkaca palsu itu diketahui oleh Dewi Srikandi yang segera menyusul Dewi Mustakaweni. Terjadilah perang antara kedua putri itu. Mustakaweni kalah dan meninggalkan Srikandi dengan mengawan. Dewi Srikandi tak dapat menyusul dan menangislah ia. Waktu Dewi Srikandi sedang berjalan, bertemu dengan Bambang Priyambada yang sedang berjalan menuju Madukara, negara Arjuna, akan menghadap Arjuna. Setelah Priyambada mengetahui tentang dicurinya surat Kalimahusada oleh Mustakawer1i, disusulnyalah Mustakaweni dan terjadilah perang antara Priyambada dan Mustakaweni dengan pengamalan kesaktian masing-masing. Kemudian Priyambada melepaskan panah gaibnya yang menyebabkan Mustakaweni telanjang, masuk ke dalam kolam dan menyerah. Sebelum perang selesai, surat Kalimahusada oleh Priyambada diserahkan kepada Petruk, oleh karena menurut perhitungannya surat itu takkan dapat direbut oleh Mustakaweni dari tangan Petruk. Tetapi sesudah memegang surat itu, pikiran Petruk berubah dan ingin memiliki pusaka tersebut. Maka pergilah ia ke negara Ngrancangkencana, di mana berkat kesaktiannya ia dapat mengalahkan raja negara tadi dan Petruk pun menjadi raja negara Ngrancangkencana. Beginilah awal lakon Petruk menjadi raja. Menilik uraian di atas, maka surat Kalimahusada bisa dikuasai oleh siapa pun juga, tetapi syaratnya ialah, hahwa orangnya harus suci. Pada saat Petruk menerima surat Kalimahusada dari Priyambada, jiwanya masih suci, tetapi ternyata kesucian tak bisa tetap dan akan berobah juga. Buktinya, sesudah Petruk menjadi raja, lupa daratanlah ia dan akhirnya kembali menjadi Petruk biasa lagi. Cerita selanjutnya, Dewi Mustakaweni diperistri oleh Bambang Priyambada. Dewi Mustakaweni bermata jaitan, berhidung mancung. bermuka mendongak. Berjamang, bersanggul besar dan dikembangi, berjamang dengan garuda kecil membelakang, berselendang. Bergelang dan berpontoh. Berkain dodot putren. Sumber : Sejarah Wayang Purwa - Hardjowirogo - PN Balai Pustaka - 1982 |













