| Wayang Kelompok Aksara P |
| Palasara - Solo |

|
RADEN PALASARA Raden Palasara anak Bambang Sakri. Ia seorang pendeta ksatria. Ia bertingkah laku pendeta, tetapi juga bertingkah laku ksatria yang suka berperang. Sewaktu bertapa, ia digoda oleh seorang Dewa yang mewujudkan dirinya sebagai seekor burung emprit dan yang bersarang di rambut sang tapa. Karena marah sang tapa memburu burung itu. Itulah yang menjadikan sebab ia berjumpa dengan Dewi Durgandini, seorang putri raja negara Wirata yang cedang bertapa di perahu dan yang kemudian diperistrinya. Burung emprit tersebut sesungguhnya adalah jadian seorang Dewa yang memang sengaja datang untuk menggoda Raden Palasara. Para Dewa menghendaki, supaya ksatria itu meninggalkan kependetaannya, sesuai dengan panggilannya bertempat tinggal di negara dan kemudian bertakhta pula di situ sebagai raja. Raden Palasara menciptakan hutan menjadi negra, yakni negara Astina, bertahta disitu sebagai raja dengan nama Prabu Dwipakeswara. Sesudah Ia menjadi pendeta, digunakanlah olehnya sebutan Begawan. Menurut riwayat, Palasaralah yang mengarang sejarah dan cerita mengenai segala Dewa dan keturunan mereka. Raden Palasara bermata jaitan, berhidung mancung, bermuka tenang. Rambutnya dihias dengan garuda membelakang. Sebagian rambutnya terurai dan berbentuk gimbal (bergumpal gumpal) Bersunting waderan. Berselendang. Berkain bokongan ksatria. Sumber : Sejarah Wayang Purwa - Hardjowirogo - PN Balai Pustaka - 1982 |















