Ki-demang.com : Galeria

Kaca Ngajeng

kaca-ngajeng


ikon-buku-tamu

Gambar Kayon

gambar-kayon

Gambar Wayang

wayang-aksara-a
wayang-aksara-b
wayang-aksara-c
wayang-aksara-d
wayang-aksara-e
wayang-aksara-g
wayang-aksara-h
wayang-aksara-i
wayang-aksara-j
wayang-aksara-k
wayang-aksara-l
wayang-aksara-m
wayang-aksara-n
wayang-aksara-p
wayang-aksara-r
wayang-aksara-s
wayang-aksara-t
wayang-aksara-u
wayang-aksara-w
wayang-aksara-y

Gambar Gamelan

gambar-gamelan

    Jumlah Pengunjung

1280524
  Hari ini     :  Hari ini :422
  Kemarin     :  Kemarin :259
  Minggu ini   :  Minggu ini :674
  Bulan ini   :  Bulan ini :9265
  s/d hari ini   :  s/d hari ini :1280524
Jumlah Kunjungan Tertinggi
10-28-2025 : 2326
Pengunjung Online : 8

Kontak Admin.

email-kidemang

Wayang Kelompok Aksara P

Pandu - Solo
Pandu-Solo

PRABU PANDUDEWANATA

Prabu Pandudewanata putra Prabu Abyasa, raja negara Astina dan bapak kelima Pendawa. Prabu Pandudewanata berpermaisuri dua orang putri. Pertama, Dewi Kuntinalibrangta, putri Prabu Kuntiboja, raja negara Madura, berputra:

Yudistira, Wrekodara, dan Arjuna. Kedua, Dewi Madrim, putri raja Madraka, saudara Prabu Salya, berputra: Nakula dan Sadewa (anak kembar).

Kelima saudara inilah yang disebut Pendawa.

Prabu Pandu tak lama bertakhta di Astina, oleh karena oleh para Dewa dianggap melakukan kesalahan besar. Adapun kesukaan Pandu ialah berburu di hutan. Suatu waktu ia keliru membunuh dua ekor kijang yang adalah jadian seoran pendeta dan istrinya.

Kekeliruan ini menimbulkan murka para Dewa. Pandu diambil oleh para Dewa dan dengan badan kasarnya dilemparkan ke dalam Kawah Candradimuka (Neraka). Tetapi dengan menggunakan Begawan Abyasa menyusul dan meminta Pandu dengan maksud untuk membawanya kembali ke dunia. Permintaannya tidak dikabulkan, tetapi Pandu dibawa ke Surga dan dijadikan Dewa.

Prabu Pandudewanata bermata jaitan, berhidung mancung, bermulut rapat, bersanggul kadal menek, bersunting waderan. Tersebut di dalam cerita, Pandu bercacad tengeng di leher. Berkalung ulur-ulur, bergelang, berpontoh dan berkeroncong. Berkain bokongan putran.


Sumber : Sejarah Wayang Purwa - Hardjowirogo - PN Balai Pustaka - 1982

 kds penutup
wangsul-manginggil

  • < 04 Pancawala - Solo
  • 06 Panyarikan - Solo >