| Wayang Kelompok Aksara S |
| Sadewa - Solo |

|
SADEWA atau Sahadewa yang dalam pedalangan Jawa disebut pula dengan nama Tangsen (=buah dari tumbuh-tumbuhan yang daunnya dapat dipergunakan dan dipakai untuk obat) adalah putra ke-lima/bungsu Prabu Pandudewanata, raja negara Astina dengan permaisuri Dewi Madrim, putri Prabu Mandrapati dengan Dewi Tejawati dari negara Mandaraka. Ia lahir kembar bersama kakanya, Nakula. RADEN NAKULA DAN SADEWA Kedua ksatria ini kembar, putra Pandu dari permaisuni Dewi Madrim, saudara Prabu Salya, raja negara Madraka. Waktu kanak-kanak, Nakula dan Sadewa bernama Pintèn dan Tangsèn. Kesetiaan saudara kembar pada ketiga saudara mereka yang lebih tua tak pernah goyah. Kelima-limanya berpendirian sama dan merupakan suatu benteng yang kuat. Sewaktu perang Baratayuda hampir pecah, Pendawa merasa was-was menghadapi prabu yang sakti dan sabar itu. Atas kebijaksanaaa Sri Kresna, Nakula dan Sadewa diutus menghadap Prabu Salya untuk meredakan amarahnya. Oleh karenanya, Prabu Salya tak sampai hati bermusuhan dengan Pendawa mengingat, bahwa kelima bersaudara itu adalah kemenakannya sendiri. Maka ketika perang Baratayuda pecah, Prabu Salya pun tak berperang sepenuh semangat, hingga menyebabkan menangnya Pendawa di dalam perang itu. Nakula bermata jaitan, berhidung mancung, bersanggul kadal menek bersunting kembang Kluwih panjang. Berkalung ulur-ulur. Bergelang, berpontoh dan berkeroncong. Berkain bokongan putran. Nakula dan Sadewa berwanda: Banjet dan Bontit. Sumber : Sejarah Wayang Purwa - Hardjowirogo - PN Balai Pustaka - 1982 |















