Ki-demang.com : Galeria

Kaca Ngajeng

kaca-ngajeng


ikon-buku-tamu

Gambar Kayon

gambar-kayon

Gambar Wayang

wayang-aksara-a
wayang-aksara-b
wayang-aksara-c
wayang-aksara-d
wayang-aksara-e
wayang-aksara-g
wayang-aksara-h
wayang-aksara-i
wayang-aksara-j
wayang-aksara-k
wayang-aksara-l
wayang-aksara-m
wayang-aksara-n
wayang-aksara-p
wayang-aksara-r
wayang-aksara-s
wayang-aksara-t
wayang-aksara-u
wayang-aksara-w
wayang-aksara-y

Gambar Gamelan

gambar-gamelan

    Jumlah Pengunjung

1280524
  Hari ini     :  Hari ini :422
  Kemarin     :  Kemarin :259
  Minggu ini   :  Minggu ini :674
  Bulan ini   :  Bulan ini :9265
  s/d hari ini   :  s/d hari ini :1280524
Jumlah Kunjungan Tertinggi
10-28-2025 : 2326
Pengunjung Online : 6

Kontak Admin.

email-kidemang

Wayang Kelompok Aksara U

Udawa - Yogya
 Udawa-Yogya

 

ARYA UDAWA konon adalah putra Arya Basudewa yang setelah naik tahta negara Mandura bergelar Prabu Basudewa, dengan Ken Sagupi/Sagopi, seorang swarawati Keraton Mandura.
Setelah Ken Sagupi dikawinkan dengan Antagopa, seorang gembala dan tinggal di Kabuyutan Widarakanda/Widarakandang (Jawa), Arya Udawa dianggap sebagai putra Ken Sagupi dengan Antagopa.
Dari garis keturunan Prabu Basudewa, Arya Udawa mempunyai saudara tiga orang masing-masing bernama: Kakrasana dan Narayana, putra Prabu Basudewa dengan permaisuri Dewi Mahendra/Maerah, serta Dewi Sumbadra/Dewi Lara Ireng,putri Prabu Basudewa dengan permaisuri Dewi Badrahini.
Sedangkan dari garis keturunan ibunya, Ken Sagupi, ia mempunyai tiga orang saudara, yaitu; Arya Pragota dan Arya Adimanggala, kedua putra Ken Sagupi dengan Arya Ugrasena, serta Dewi Rarasati / Larasati, putri Ken Sagupi dengan Arya Prabu Rukma.
Udawa menikah dengan Dewi Antiwati. Putri bungsu Arya Sakuni, patih negara Astina dengan Dewi Sukesti. 
Udawa mempunyai watak sangat setia, pendiam dan suka mengalah. Dalam segala hal ia tak pernah jauh dengan Narayana.
Ketika Narayana menjadi raja Dwarawati bergelar Prabu Bathara Kresna, Arya Udawa diangkat menjadi patih negara Dwarawati.
Akhir riwayatnya diceritakan, Arya Udawa tewas dalam peristiwa perang gada antara keluarga sendiri Trah Yadawa, Wresni dan Andaka, setelah selesainya Perang Bharatayuda.


PATIH UDAWA

Patih Udawa anak Kyai Antagopa dan perkawinannya dengan Nyai Segopi di Widarakandang, Madura. Kyai Antagopa adalah penggembala ternak kerajaan Madura.

Menurut riwayat, Udawa sebenarnya putra Prabu Basudewa, tetapi ketika Udawa masih di dalam kandungan, Nyai Segopi diserahkan kepada Antagopa.

Maka muka Udawa pun menyerupai Raden Kakrasana. Setelah ia dewasa, Udawa diangkat menjadi patih Prabu Kresna (Nayarana) yang adalah saudara muda Prabu Baladewa (Kakrasana).

Kesetiaan Udawa pada Prabu Kresna didukung o1eh kasih seorang saudara, demikian pula sebaliknya kasih Kresna pada Udawa.

Udawa seorang orang yang gagah perwira, bertangan kuat, hingga jarang orang yang tahan menerima tinjunya. Apalagi kalau Udawa berperang dengan menangis, tak ada musuh yang dapat menahannya.

Sewaktu Rara Ireng (nama Dewi Sembadra pada waktu masih kanak kanak) ditinggal kandanya, Raden Nayarana, Udawalah yang dipercaya untuk menjaganya. Penjagaan Udawa terhadap Rara Ireng tidak dirasakan seperti menjaga majikan, melainkan seperti menjaga saudara sendiri. Ketika Udawa berbuat salah, amarah majikannya sama sekali tak menyebabkan sakit hati padanya, melainkan diterimanya dengan dada yang lapang.

Udawa dapat mengabdi rajanya sebagai Patih dalam arti yang sebenarnya dan seperti bunyi peribahasa Jawa ia adalah bagaikan sarung keris yang dengan perasaan bahagia menyediakan diri untuk dimasuki keris raja.

Demikian pula Udawa bisa melayani segala kehendak raja. Misalkan tuannya suka jengkerik, ia siap sedia dan membikinkan tempat jengkerik. Kesukaan-kesukaan tuannya dilayaninya sepenuh hati.

Sebagai patih ia berani mernperingatkan dan membantah tindakan tuannya yang salah dengan menggunakan alasan yang benar.

Patih Udawa berumur lanjut dan dapat mengikuti rajanya hingga perang Baratayuda.

Patih Udawa kemudian mempunyai keturunan yang menjadi raja Sesudah jarnan purwa.

Udawa bermata kedondongan, berhidung dan bermulut serba lengkap (sembada). Berjamang sedikit dengan bersunting kembang kluwih. Berambut terurai bentuk gembel. Berkain rapekan bala, yakni pakaian tentara. Berkeris yang ujudnya menunjukkan, bahwa ia bukan ksatria.

Cara berdekap tangan sepert yang terlihat pada gambar menandakan, bahwa orangnya rendah diri.

Patih Udawa berwanda: Jaran dan Tandang.


Sumber : Sejarah Wayang Purwa - Hardjowirogo - PN Balai Pustaka - 1982

 kds penutup

Wangsul Manginggil

 

  • < 01 Udawa - Solo
  • 03 Ugrasena - Solo >