Ki-demang.com : Candi

Kaca Ngajeng Candhi

ikon-kaca-ngajeng
 

ikon-buku-tamu

candi-prov-yogyakarta

candi-sleman
candi-bantul
candi-gunung-kidul
candi-kulon-progocandi-kota-yogyakarta


 candi-prov-jawa-tengah
candi-klaten
candi-magelang
candi-boyolali
candi-temanggung
candi-kabupaten-semarang
candi-banyumas
candi-wonosobo
candi-kota-semarang
candi-kendal
candi-banjarnegara
candi-batang
candi-pemalang
candi-tegal
candi-brebes
candi-purwodadi
candi-kudus
candi-purworejo
 candi-purbalingga
candi-kebumen

    Jumlah Pengunjung

0463440
  Hari ini     :  Hari ini :103
  Kemarin     :  Kemarin :141
  Minggu ini   :  Minggu ini :239
  Bulan ini   :  Bulan ini :2856
  s/d hari ini   :  s/d hari ini :463440
Pengunjung Online : 4

Kontak Admin.

email-kidemang

04 Dieng

candi dieng pnri01

http://candi.pnri.go.id/jawa_tengah_yogyakarta/dieng/image/dieng.jpg

 

Candi Dieng merupakan kumpulan candi yang terletak di kaki pegunungan Dieng, Wonosobo, Jawa tengah. Kawasan Candi Dieng menempati dataran pada ketinggian 2000 m di atas permukaan laut, memanjang arah utara-selatan sekitar 1900 m dengan lebar sepanjang 800 m.

Kumpulan candi Hindu beraliran Syiwa yang diperkirakan dibangun antara akhir abad ke-8 sampai awal abad ke-9 ini diduga merupakan candi tertua di Jawa. Sampai saat ini belum ditemukan informasi tertulis tentang sejarah Candi Dieng, namun para ahli memperkirakan bahwa kumpulan candi ini dibangun atas perintah raja-raja dari Wangsa Sanjaya. Di kawasan Dieng ini ditemukan sebuah prasasti berangka tahun 808 M, yang merupakan prasasti tertua bertuliskan huruf Jawa kuno, yang masih masih ada hingga saat ini. Sebuah Arca Syiwa yang ditemukan di kawasan ini sekarang tersimpan di Museum Nasional di Jakarta. Pembangunan Candi Dieng diperkirakan berlangsung dalam dua tahap. Tahap pertama yang berlangsung antara akhir abad ke-7 sampai dengan perempat pertama abad ke-8, meliputi pembangunan Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Srikandi dan Candi Gatutkaca. Tahap kedua merupakan kelanjutan dari tahap pertama, yang berlangsung samapi sekitar tahun 780 M.

Candi Dieng pertama kali diketemukan kembali pada tahun 1814. Ketika itu seorang tentara Inggris yang sedang berwisata ke daerah Dieng melihat sekumpulan candi yang terendam dalam genangan air telaga. Pada tahun 1956, Van Kinsbergen memimpin upaya pengeringan telaga tempat kumpulan candi tersebut berada. Upaya pembersihan dilanjutkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1864, dilanjutkan dengan pencatatan dan pengambilan gambar oleh Van Kinsbergen.

Luas keseluruhan kompleks Candi Dieng mencapai sekitar 1.8 x 0.8 km2. Candi-candi di kawasan Candi Dieng terbagi dalam 3 kelompok dan 1 candi yang berdiri sendiri yang dinamakan berdasarkan nama tokoh dalam cerita wayang yang diadopsi dari Kitab Mahabarata. Ketiga kelompok candi tersebut adalah Kelompok Arjuna, Kelompok Gatutkaca, Kelompok Dwarawati dan satu candi yang berdiri sendiri adalah Candi Bima.

 

a. Kelompok Arjuna

Kelompok Arjuna terletak di tengah kawasan Candi Dieng, terdiri atas 4 candi yang berderet memanjang arah utara-selatan. Candi Arjuna berada di ujung selatan, kemudian berturut-turut ke arah utara adalah Candi Srikandi, Candi Sembadra dan Candi Puntadewa. Tepat di depan Candi Arjuna, terdapat Candi Semar. Keempat candi di komples ini menghadap ke barat, kecuali Candi Semar yang menghadap ke Candi Arjuna. Kelompok candi ini dapat dikatakan yang paling utuh dibandingkan kelompok candi lainnya di kawasan Dieng.

 

candi dieng pnri02

http://candi.pnri.go.id/jawa_tengah_yogyakarta/dieng/image/kompleksarjuna1.jpg

 

Candi Arjuna.
Candi ini mirip dengan candi-candi di komples Gedong Sanga. Berdenah dasar persegi dengan luas sekitar ukuran sekitar 4 m2. Tubuh candi berdiri diatas batur setinggi sekitar 1 m. Di sisi barat terdapat tangga menuju pintu masuk ke ruangan kecil dalam tubuh candi. Pintu candi dilengkapi dengan semacam bilik penampil yang menjorok keluar sekitar 1 m dari tubuh candi. Di atas ambang pintu dihiasi dengan pahatan Kalamakara.

Pada dinding luar sisi utara, selatan dan barat terdapat susunan batu yang menjorok ke luar dinding, membentuk bingkai sebuah relung tempat arca. Bagian depan bingkai relung dihiasi dengan pahatan berpola kertas tempel. Bagian bawah bingkai dihiasi sepasang kepala naga dengan mulut menganga. Di bagian atas bingkai terdapat hiasan kalamakara tanpa rahang bawah. Pada dinding di kiri dan kanan ambang pintu bangunan utara terdapat relung tempat meletakkan arca. Saat ini kedua relung tersebut dalam keadaan kosong.

 

candi dieng pnri03

http://candi.pnri.go.id/jawa_tengah_yogyakarta/dieng/image/arjuna1.jpg

 

candi dieng pnri04

http://candi.pnri.go.id/jawa_tengah_yogyakarta/dieng/image/arjuna4.jpg

 

Pada dinding di sisi selatan, barat dan utara terdapat relung tempat meletakkan arca. Ambang relung diberi bingkai dengan hiasan pola kertas tempel dan Kalamakara di atasnya. Kaki bingkai dihiasi dengan pahatan kepala naga dengan mulut menganga. Tepat di pertengahan dinding di bawah relung terdapat jaladwara (saluran air).

Atap candi berbentuk kubus bersusun, makin ke atas makin mengecil. Bagian atas dan puncak atap sudah hancur. Di setiap sisi masing-masing kubus terdapat relung dan di setiap sudut terdapat hiasan berbentuk seperti mahkota bulat berujung runcing. Sebagian besar hiasan tersebut sudah rusak.

 

candi dieng pnri05

Di tengah ruangan di dalam tubuh candi terdapat yang tampak seperti sebuah lingga.

http://candi.pnri.go.id/jawa_tengah_yogyakarta/dieng/image/arjuna2.jpg

 

candi dieng pnri06

Di sudut luar, menempel pada dinding belakang candi terdapat arca yang sudah rusak.

http://candi.pnri.go.id/jawa_tengah_yogyakarta/dieng/image/arjuna3.jpg

 

Di tengah ruangan di dalam tubuh candi terdapat yang tampak seperti sebuah yoni. Di sudut luar, menempel pada dinding belakang candi terdapat arca yang sudah rusak.

 

Candi Semar.

Candi ini letaknya berhadapan dengan Candi Arjuna. Denah dasarnya berbentuk persegi empat membujur arah utara-selatan. Batur candi setinggi sekitar 50 cm, polos tanpa hiasan. Tangga menuju pintu masuk ke ruang dalam tubuh candi terdapat di sisi timur. Pintu masuk tidak dilengkapi bilik penampil. Ambang pintu diberi bingkai dengan hiasan pola kertas tempel dan kepala naga di pangkalnya. Di atas ambang pintu terdapat Kalamakara tanpa rahang bawah.

 

candi dieng pnri07

http://candi.pnri.go.id/jawa_tengah_yogyakarta/dieng/image/semar1.jpg

 

Pada dinding di kiri dan kanan pintu terdapat lubang jendela kecil. Di dinding utara dan selatan tubuh candi terdapat, masing-masing, dua lubang yang berfungsi sebagai jendela, sedangkan di dinding barat (belakang) candi terdapat 3 buah lubang. Ruangan dalam tubuh candi dalam keadaan kosong. Atap candi berbentuk limasan tanpa hiasan. Puncak atap sudah hilang, sehingga tidak diketahui lagi bentuk aslinya. Konon Candi Semar digunakan sebagai gudang untuk menyimpan senjata dan perlengkapan pemujaan.

 

Candi Srikandi.
Candi ini terletak di utara Candi Arjuna. Batur candi setinggi sekitar 50 cm dengan denah dasar berbentuk kubus. Di sisi timur terdapat tangga dengan bilik penampil.

 

candi dieng pnri08

Candi ini terletak di utara Candi Arjuna. Batur candi setinggi sekitar 50 cm dengan denah dasar berbentuk kubus. Di sisi timur terdapat tangga dengan bilik penampil.

http://candi.pnri.go.id/jawa_tengah_yogyakarta/dieng/image/srikandi1.jpg

 

candi dieng pnri09

Pada dinding utara terdapat pahatan yang menggambarkan Wisnu, pada dinding timur menggambarkan Syiwa dan pada dinding selatan menggambarkan Brahma. Sebagian besar pahatan tersebut sudah rusak. Atap candi sudah rusak sehingga tidak terlihat lagi bentuk aslinya.

http://candi.pnri.go.id/jawa_tengah_yogyakarta/dieng/image/srikandi2.jpg

 

Pada dinding utara terdapat pahatan yang menggambarkan Wisnu, pada dinding timur menggambarkan Syiwa dan pada dinding selatan menggambarkan Brahma. Sebagian besar pahatan tersebut sudah rusak. Atap candi sudah rusak sehingga tidak terlihat lagi bentuk aslinya.

 

Candi Sembadra.
Batur candi setinggi sekitar 50 cm dengan denah dasar berbentuk bujur sangkar. Di pertengahan sisi selatan, timur dan utara terdapat bagian yang menjorok keluar, membentuk relung seperti bilik penampil. Pintu masuk terletak di sisi barat dan, dilengkapi dengan bilik penampil. Adanya bilik penampil di sisi barat dan relung di ketiga sisi lainnya membuat bentuk tubuh candi tampak seperti poligon. Di halaman terdapat batu yang ditata sebagai jalan setapak menuju pintu.

 

candi dieng pnri10

Batur candi setinggi sekitar 50 cm dengan denah dasar berbentuk bujur sangkar. Di pertengahan sisi selatan, timur dan utara terdapat bagian yang menjorok keluar, membentuk relung seperti bilik penampil. Pintu masuk terletak di sisi barat dan, dilengkapi dengan bilik penampil. Adanya bilik penampil di sisi barat dan relung di ketiga sisi lainnya membuat bentuk tubuh candi tampak seperti poligon. Di halaman terdapat batu yang ditata sebagai jalan setapak menuju pintu.

http://candi.pnri.go.id/jawa_tengah_yogyakarta/dieng/image/sembadra1.jpg

 

candi dieng pnri11

http://candi.pnri.go.id/jawa_tengah_yogyakarta/dieng/image/sembadra2.jpg

 

Sepintas Candi Sembadra terlihat seperti bangunan bertingkat, karena atapnya berbentuk kubus yang ukurannya hampir sama besar dengan ukuran tubuhnya. Puncak atap sudah hancur, sehingga tidak terlihat lagi bentuk aslinya. Di keempat sisi atap juga terdapat relung kecil seperti tempat menaruh arca.

 

Candi Puntadewa.

Seperti candi lainnya, ukuran Candi Puntadewa tidak terlalu besar, namun candi ini tampak lebih tinggi. Tubuh candi berdiri di atas batur bersusun setinggi sekitar 2,5 m. Tangga menuju pintu masuk ke dalam ruang dalam tubuh candi dilengkapi pipi candi dan dibuat bersusun dua, sesuai dengan batur candi.

 

candi dieng pnri12

Seperti candi lainnya, ukuran Candi Puntadewa tidak terlalu besar, namun candi ini tampak lebih tinggi. Tubuh candi berdiri di atas batur bersusun setinggi sekitar 2,5 m. Tangga menuju pintu masuk ke dalam ruang dalam tubuh candi dilengkapi pipi candi dan dibuat bersusun dua, sesuai dengan batur candi.

http://candi.pnri.go.id/jawa_tengah_yogyakarta/dieng/image/puntadewa1.jpg

 

candi dieng pnri13

http://candi.pnri.go.id/jawa_tengah_yogyakarta/dieng/image/puntadewa2.jpg

 

Atap candi mirip dengan atap Candi Sembadra, yaitu berbentuk kubus besar. Puncak atap juga sudah hancur, sehingga tidak terlihat lagi bentuk aslinya. Di keempat sisi atap juga terdapat relung kecil seperti tempat menaruh arca. Pintu dilengkapi dengan bilik penampil dan diberi bingkai yang berhiaskan motif kertas tempel.

Ruang dalam tubuh candi sempit dan kosong. Di ketiga sisi lainnya terdapat jendela yang bingkainya diberi hiasan mirip dengan yang terdapat di pintu. Sekitar setengah meter di luar kaki candi terdapat batu yang disusun berkeliling memagari kaki candi. Di depan candi terdapat batu yang disusun berkeliling membentuk ruangan berbentuk bujur sangkar. Di tengah ruangan terdapat dua buah susunan tumpukan dua buah batu bulat yang puncaknya berujung runcing.

 

candi dieng pnri14

Di utara candi terdapat batu yang disusun berkeliling membentuk ruangan berbentuk persegi panjang. Di tengah ruangan terdapat dua buah batu berbentuk mirip tempayan yang lebar.

http://candi.pnri.go.id/jawa_tengah_yogyakarta/dieng/image/puntadewa3.jpg

 

Di utara candi terdapat batu yang disusun berkeliling membentuk ruangan berbentuk persegi panjang. Di tengah ruangan terdapat dua buah batu berbentuk mirip tempayan yang lebar.

 

b. Kelompok Gatutkaca

Kelompok Gatutkaca juga terdiri atas 5 candi, yaitu Candi Gatutkaca, Candi Setyaki, Candi Nakula, Candi Sadewa, Candi Petruk dan Candi Gareng, namun saat ini yang masih dapat dilihat bangunannya hanya Candi Gatutkaca. Keempat candi lainnya hanya tersisa tinggal reruntuhannya saja.

 

candi dieng pnri15

http://candi.pnri.go.id/jawa_tengah_yogyakarta/dieng/image/gatutkaca1.jpg

 

Candi Gatutkaca. Batur candi setinggi sekitar 1 m dibuat bersusun dua dengan denah dasar berbentuk bujur sangkar. Di pertengahan sisi selatan, timur dan utara terdapat bagian yang menjorok keluar, membentuk relung seperti bilik penampil. Pintu masuk terletak di sisi barat dan, dilengkapi dengan bilik penampil. Anak tangga di batur terlindung dalam dalam bilik penampil.

Sepintas Candi Gatutkaca juga terlihat seperti bangunan bertingkat, karena bentuk atapnya dibuat sama dengan bentuk tubuh candi. Puncak atap sudah hancur, sehingga tidak terlihat lagi bentuk aslinya. Di keempat sisi atap juga terdapat relung kecil seperti tempat menaruh arca. Sekitar setengah meter di luar kaki candi terdapat batu yang disusun berkeliling memagari kaki candi. Di halaman Kompleks Candi Gatutkaca terdapat tumpukan batu reruntuhan keempat candi lain yang belum dapat disusun kembali.

 

candi dieng pnri16

http://candi.pnri.go.id/jawa_tengah_yogyakarta/dieng/image/gatutkaca2.jpg

 

candi dieng pnri17

Kelompok Dwarawati terdiri atas 4 candi, yaitu Candi Dwarawati, Candi Abiyasa, Candi Pandu, dan Candi Margasari. Akan tetapi, saat ini yang berada dalam kondisi relatif utuh hanya satu candi, yaitu Candi Dwarawati.

http://candi.pnri.go.id/jawa_tengah_yogyakarta/dieng/image/dwarawati1.jpg

 

candi dieng pnri18

http://candi.pnri.go.id/jawa_tengah_yogyakarta/dieng/image/dwarawati2.jpg

 

Candi Dwarawati. Bentuk Candi Dwarawati mirip dengan Candi Gatutkaca, yaitu berdenah dasar segi empat dengan penampil di keempat sisinya. Tubuh candi berdiri di atas batur setinggi sekitar 50 cm. Tangga dan pintu masuk, yang terletak di sisi barat, saat ini dalam keadaan polos tanpa pahatan.

Pada pertengahan dinding tubuh candi di sisi utara, timur dan selatan terdapat semacam bilik penampil yang menjorok keluar membentuk relung tempat meletakkan arca. Bagian atas relung melengkung dan meruncing pada puncaknya. Ambang relung dihiasi pahatan bermotif bunga yang sederhana. Demikian juga sisi atas dinding bilik penampil. Ketiga relung pada dinding tubuh candi tersebut saat ini dalam keadaan kosong tanpa arca.

 

candi dieng pnri19

http://candi.pnri.go.id/jawa_tengah_yogyakarta/dieng/image/dwarawati3.jpg

 

candi dieng pnri20

Di halaman depan candi terdapat susunan batu yang mirip sebuah lingga dan yoni.

http://candi.pnri.go.id/jawa_tengah_yogyakarta/dieng/image/dwarawati4.jpg

 

Sepintas candi ini juga terlihat seperti bangunan bertingkat, karena bentuk atapnya dibuat sama dengan bentuk tubuh candi. Di keempat sisi atap terdapat relung tempat meletakkan arca. Saat ini, relung-relung tersebut juga dalam keadaan kosong. Puncak atap sudah tak tersisa lagi sehingga tidak diketahui bentuk aslinya. Di halaman depan candi terdapat susunan batu yang mirip sebuah lingga dan yoni.

 

d. Candi Bima

 

candi dieng pnri21

http://candi.pnri.go.id/jawa_tengah_yogyakarta/dieng/image/bima1.jpg

 

Candi Bima terletak menyendiri di atas bukit. Candi ini merupakan bangunan terbesar di antara kumpulan Candi Dieng. Bentuknya berbeda dari candi-candi di Jawa tengah pada umumnya. Kaki candi mempunyai denah dasar bujur sangkar, namun karena di setiap sisi terdapat penampil yang agak menonjol keluar, maka seolah-olah denah dasar Candi Bima berbentuk segi delapan.

Penampil di bagian depan menjorok sekitar 1,5 m, berfungsi sebagai bilik penampil menuju ruang utama dalam tubuh candi. Penampil di ketiga sisi lainnya membentuk relung tempat meletakkan arca. Saat ini semuanya dalam keadaan kosong. Tak satupun arca yang masih tersisa.

 

candi dieng pnri22

http://candi.pnri.go.id/jawa_tengah_yogyakarta/dieng/image/bima2.jpg

 

candi dieng pnri23

http://candi.pnri.go.id/jawa_tengah_yogyakarta/dieng/image/bima3.jpg

 

Bentuk atap candi terdiri atas 5 tingkat, masing-masing tingkat mengikuti lekuk bentuk tubuhnya, makin ke atas makin mengecil. Setiap tingkat dihiasi dengan pelipit padma ganda dan relung kudu. Kudu ialah arca setengah badan yang nampak se olah-olah sedang menjenguk ke luar. Hiasan semacam ini terdapat juga di Candi Kalasan. Puncak atap sudah hancur sehingga tidak diketahui bentuk aslinya.

 


 

DIENG
Administrative localization:

Dieng Kulon, Dieng Kulon, Batur, Banjarnegara, JT.

 

Surroundings:

On high plateau (2000m) surrounded by volcano peaks, near the source of the Tulis River.

 

Religion: Hindu
State of preservation: Temples of the Arjuna group, as well as candi Dwarawati, Gatotkaca and Bima have been restored. Very little is left of the other structures.
Description: The plateau is scattered with remains. They may be divided into 6 geographical units: the Arjuna group (at the centre), the northeastern temple group, the eastern temple group, the southern temple group, the western temple group and the structures to the north of the Arjuna group.

 

o The Arjuna group
The group is composed of 4 main temples, all facing west and built more or less on a north-south line, and 4 secondary structures.
The first shrine to the north is candi Arjuna. The temple has a square base and a square temple body, with a projecting porch. In front, linked to the main temple by a short stone path, stands candi Semar. It is a rectangular structure, the wall of which are pierced by small windows. Candi Arjuna and Semar are surrounded by an enclosure wall. Access to the temple was possible via two doors, pierced at the centre of the northern and southern side of the enclosure walls. It is possible that a third door (or a false door) existed along the western side.
Directly to the south of candi Arjuna stands candi Srikandi. Both its base and its temple body are square, with a projection to for the entrance. The remains of a structure similar to candi Semar are visible in front of the temple and traces of an enclosure wall have also been identified.
South of Srikandi stands candi Puntadewa. The temple base and body are square with a projection to the west, but the temple body has projecting niches as well. Foundations of a rectangular structure have also been found in front of it at traces of a second, slightly wider rectangular structure are still visible to the east. The three structures - the main shrine and the two secondary buildings – were surrounded by an enclosure wall.
The last and southernmost temple of the group is candi Sembodro, a small staggered square structure.

 

o The northeastern temple group
To the northeast of the Arjuna group, already on the slopes of Mount Prahu several structures were still visible in the 19th and 20th century. Between the eastern temple group and candi Dwarawati, Krom (1923, I: 187) mentions four small structures, while Junghun (1854: 286-292) counts 6 temple remains.
Today, the only standing structure is candi Dwarawati. The temple has a square base with a projection on the western side. The temple body is staggered square with a porch.

 

o The eastern temple group
At least 9 mounds of earth and stones were still visible in the early 20th century on the eastern side of the plateau, namely candi Magersari (four structures), Wachtkamer, Pandu, Abyasa and Dwarawati (two structures) (Krom 1923, I: 187)

 

o The southern temple group
The southern temple group counted five structures: the main temple (candi Bima) and four secondary buildings that stood at its corners (Krom 1923, I: 181). Only candi Bima remains today. Its base was octagonal (Krom 1923, I: 181). The temple body is staggered square, with a projecting vestibule on the eastern side.

 

o The western temple group
The group was composed, from north to south of candi Sentyaki, Ontorejo, Petruk, Nalagareng, Nakula Sadewa and Gatotkaca. Only the last one is still standing today.
Candi Sentyaki was a square structure crowned by an octagonal, then circular superstructure. It faced southeast (Brumund 1868: 158-159).
Candi Onto Rejo was already almost vanished in the 19th century (Brumund 1868: 158-159).
Candi Petruk (also known as Petro and Sombo) was a bit wider than Sentyaki and opened to the east. Three bulls and one yoni were discovered on the temple ground (Brumund 1868: 158-159; Krom 1923, I: 177-178).
Candi Nalagareng (or Bagong) faced east (Brumund 1868: 158-159).
Candi Nakula Sadewa was composed of two small shrines most probably facing west (Brumund 1868: 158-159; Krom 1923, I: 177-178).
Candi Gatotkaca is slightly better known, since it is still visible today and is temple body is relatively well preserved. The temple stood on a rectangular platform that served as basis for a second temple – now completely vanished. The temple body is staggered square, with a projecting porch on the western side.

 

o The northern group
The northern group lies right to the north and west of the Arjuna group. It counts temple remains as well stone terraces.

 

Sumber : Candi Space and Landscape - Véronique Myriam Yvonne Degroot


kds penutupwangsul-manginggil

  • < 03 Candi Bogang
  • 05 Karangsari >