Ki-demang.com : Candi

Lokasi :

Dusun Candi Merak, Desa Karangnongko, Kecamatan Karangnongko, Kabupaten.

Candi Merak diketemukan sekitar tahun 1925. Pemberian nama ini mungkin dahulu lokasi candi ini berada terdapat sarang burung merak.
Menurut sejarah sebelumnya dilahan tersebut hanya tanah kosong yang terdapat pohon besar yang waktu itu bernama Pohon Joho.
Candi merak ini terkubur dan hanya nampak beberapa batu serta arca yang terlihat berserakan.
Candi merak merupakan peninggalan Hindhu dari Kerajaan Mataram Kuno dan diperkirakan sejaman dengan Candi Karangnongko yang berada tidak jauh dari candi ini.

Candi ini terdiri dari sebuah Candi induk dan 3 buah candi perwara. Saat itu candi induk sudah dipugar sampai bagian badan candi, sedangkan bagian atas sampai atap candi masih berada di lokasi rekonstruksi sementara. Sedangkan untuk ke 3 candi perwara belum dipugar dan masih berupa reruntuhan. Pada bilik candi induk terdapat sebuah yoni dan arca Ganesha serta arca Durga pada bagian relung candi. Terdapat hiasan makara pada tangga naik dan relief pada pipi candi. Disekitar candi berserakan batu-batu candi bagian candi induk yang belum terpasang dan arca-arca yang berserakan direruntuhan candi perwara.

Pada tahun 2010 bangunan induk candi merak mulai diteruskan pemugarannya dan pada tahun 2011 Candi Merak sudah purna pugar dan diresmikan. Candi ini terlihat sangat indah dari beberapa foto yang saya peroleh dari teman-teman Bol Brutu. Sayang saya belum sempat menengok candi ini kembali sejak kunjungan keduaku tahun 2010 silam.

Sumber : http://tarabuwana.blogspot.com/2012/01/candi-merak.html

Administrative localization:

Merak, Karangnongko, Karangnongko, Klaten, JT.

Geographical localization:

07° 40' 11.2" S
110° 33' 12.1" E
Precision: 7m
Alt.: 275m

Surroundings:

In lower middle land, on the southern side of Mt Merapi, in an area where the slope starts being felt. Some 140m west from the Bagor River. Candi Merak is 900m north-northwest of candi Kanrangnongko.

Religion: Hindu.
Main features:

Sanctuary type 2; facing east; square with porch; enclosure wall.
State of preservation: The main temple is the best preserved and is still standing up to the foot of the temple body. Secondary temples are mere foundations. Traces of the western gopura of the enclosure are still visible too.

Description:
The compound is formed from one main temple, three secondary shrines and an enclosure wall.
The main temple faces east.
Its exact orientation would be 74° 06' (Siswoyo 1996: 9).
Its base is 8.40m square, with a projection on the eastern side. The temple body is 5.90m square, with a porch on the east.
Its northern, western and southern sides possessed a deep central niche flanked by two smaller and shallow niches (Perquin 1927b: 156).
A 2.40m long vestibule leads to the cella, which is 2.50m square.
Three secondary shrines face the main temple. They all follow the same pattern: they face west and are roughly 3.40m square, with a projection on the western side.
More or less 5.5m west from the main temple are visible remains of a gopura and an enclosure wall.
Sculptures: On the sides of the staircase leading to the main temple are carved two male figures.
Several free-standing sculptures can still be found on the temple ground: one Durgā
(originally found near the northern side of the temple, Bosch 1926:16), one Ganeśa, one yoni, two bulls, one seated female figure, one male figure seated "à l'européenne",11 another seated male figure12 and one unfinished Ganeśa.

Sumber : Candi Space and Landscape - Véronique Myriam Yvonne Degroot