Wayang Kelompok Aksara A |
Arjuna - Cirebon |
ARJUNA adalah putra Prabu Pandudewanata, raja negara Astinapura dengan Dewi Kunti/Dewi Prita putri Prabu Basukunti, raja negara Mandura. 1. Dewi Sumbadra , berputra Raden Abimanyu. 2. Dewi Larasati , berputra Raden Sumitra dan Bratalaras. 3. Dewi Srikandi 4. Dewi Ulupi/Palupi , berputra Bambang Irawan 5. Dewi Jimambang , berputra Kumaladewa dan Kumalasakti 6. Dewi Ratri , berputra Bambang Wijanarka 7. Dewi Dresanala , berputra Raden Wisanggeni 8. Dewi Wilutama , berputra Bambang Wilugangga 9. Dewi Manuhara , berputra Endang Pregiwa dan Endang Pregiwati 10. Dewi Supraba , berputra Raden Prabakusuma 11. Dewi Antakawulan , berputra Bambang Antakadewa 12. Dewi Maeswara 13. Dewi Retno Kasimpar 14. Dewi Juwitaningrat , berputra Bambang Sumbada 15. Dewi Dyah Sarimaya. RADEN ARJUNA Arjuna banyak nama lainnya. Arjuna sendiri berarti air jernih tak membekas. Di antara nama-namanya yang lain terdapat: 1. Kumbawali, yang berarti sebagai tempat rasa, 2. Parta, yang berarti berbudi sentausa, 3. Margana, yang berarti bisa terbang, 4. Panduputra, putra Pandu, 5. Kuntadi, yang berarti panah sakti, 6. Endratanaya, yang berarti anak angkat Betara Endra, 7. Prabu Kariti, yang berarti mendapat anugerah Dewa untuk menjadi raja di Tejamaya (tempat Dewa), karena jaya dalam perang atas titah Dewa, 8. Palguna karena dilahirkan di musim Palguna, yakni musim VIII dan karena bisa menaksir kekuatan perang musuh, dan 9. Dananjaya yang berarti menjauhkan diri dari soal-soal harta benda. Sesudah termasuk golongan tua, Arjuna tak mau lagi menggunakan pakaian keemasannya. Akhirnya Arjuna disebut juga titisan Hyang Wisnu. Arjuna bermata jaitan, berhidung mancung, bersanggul kadal menek, bersunting waderan, tak berpakaian serba keemasan dan permata. Berkain bokongan ksatria. Arjuna berwanda: 1. Jimat, karangan Panembahan Senapati dan juga Sinuhun Sultan Agung di Mataram, 2. Mangu, karangan Sinuhun Sultan Agung di Mataram, 3. Kanyut, 4. Kinanti, dan 5. Malat. Wanda Jimat untuk wayang Arjuna adalah asli dari wayang Kraton Surakarta, sebab wanda Jimat itu digunakan bagi wayang sekotak yang disebut juga Kyai Jimat. Tidak boleh dimainkan oleh sembarang dalang wayang itu dan hanya dimainkan oleh raja atau pangeran. Sumber : Sejarah Wayang Purwa - Hardjowirogo - PN Balai Pustaka - 1982 |