Ki-demang.com : Galeria

Kaca Ngajeng

kaca-ngajeng


ikon-buku-tamu

Gambar Kayon

gambar-kayon

Gambar Wayang

wayang-aksara-a
wayang-aksara-b
wayang-aksara-c
wayang-aksara-d
wayang-aksara-e
wayang-aksara-g
wayang-aksara-h
wayang-aksara-i
wayang-aksara-j
wayang-aksara-k
wayang-aksara-l
wayang-aksara-m
wayang-aksara-n
wayang-aksara-p
wayang-aksara-r
wayang-aksara-s
wayang-aksara-t
wayang-aksara-u
wayang-aksara-w
wayang-aksara-y

Gambar Gamelan

gambar-gamelan

    Jumlah Pengunjung

1198635
  Hari ini     :  Hari ini :584
  Kemarin     :  Kemarin :367
  Minggu ini   :  Minggu ini :2096
  Bulan ini   :  Bulan ini :4842
  s/d hari ini   :  s/d hari ini :1198635
Jumlah Kunjungan Tertinggi
03-13-2025 : 1122
Pengunjung Online : 8

Kontak Admin.

email-kidemang

Wayang Kelompok Aksara P

Parikesit - Solo

 Parikesit-Solo

PARIKESIT adalah putra Abimanyu/Angkawijaya satria Plangkawati dengan permaisuri Dewi Utari, putri Prabu Matswapti dengan Dewi Ni Yustinawati dari negara Wirata.
Parikesit seorang anak yatim, karena ketika ayahnya gugur di medan perang Bharatayuda, ia masih dalam kandungan ibunya.
Parikesit lahir di istana Astina setelah keluarga Pandawa boyong dari Amarta ke Astina.
Parikesit naik tahta negara Astina menggantikan kakeknya Prabu Karimataya, nama gelar Prabu Yudhistira setelah menjadi raja negara Astina. Ia berwatak bijaksana, jujur dan adil.
Prabu Parikesit mempunyai 5 (lima) orang permasuri dan 8 (delapan) orang putra, yaitu ;

1. Dewi Puyangan, berputra ; Ramayana dan Pramasata

2. Dewi Gentang, berputra ; Dewi Tamioyi

3. Dewi Satapi/Dewi Tapen, berputra ; Yudayana dan Dewi Pramasti

4. Dewi Impun, berputra ; Dewi Niyedi

5. Dewi Dangan, berputra ; Ramaprawa dan Basanta.
Dalam kitab Adiparwa, akhir riwayatnya diceritakan : Prabu Parikesit meninggal karena digigit Naga Taksaka sesuai dengan kutukan Brahmana Granggi yang merasa sakit hati karena Prabu Parikesit telah mengkalungkan bangkai ular hitam di leher ayahnya. Bagawan Sarmiti.


RADEN PARIKESIT

Raden Parikesit putra Raden Angkawijaya dari perkawinannya dengan Dewi Utari. Parikesit lahir sehabis perang Baratayuda. Sangat disayang oleh kelima Pendawa dan lain-lain. Sewaktu masih bayi, ia dicari oleh Aswatama, seorang keturunan Astina yang bermaksud membunuhnya, oleh karena menurut ramalan Parikesit akan menguasai Astina. Tetapi dengan tak disengaja si bayi Parikesit menendang panah yang diletakkan di dekatnya untuk menjaganya, mengenai Aswatama, hingga matilah dia.

Parikesit kemudian bertakhta sebagai raja di Astina, bernama Prabu Kresnadipayana, menggunakan nama piutnya, Prabu Kresnadipayana (Abyasa).

Parikesit terhitung wayang penutup di jaman Purwa. Sehabis itu datang jaman Madya dengan wayangnya yang bernama wayang Madya dan Parikesit merupakan cerita permulaannya.

Dengan wayang Parikesit sebenarnya dimulai sudah wayang Madya, karena Parikesit merupakan wayang Purwa penghabisan dan wayang itu sedikit sekali dimainkan.

Parikesit bermata jaitan, berhidung mancung. Berjamang dengan garuda besar membelakang, bersunting kembang kluwih, berambut terurai udalan. Berkalung putran bulan sabit. Bergelang, berpontoh dan berkeroncong. Berkain katongan.


Sumber : Sejarah Wayang Purwa - Hardjowirogo - PN Balai Pustaka - 1982



 kds penutup
wangsul-manginggil

  • < 07 Parikenan - Solo
  • 09 Parikesit Ratu - Solo >

Ki-demang.com : Galeria, Dibuat oleh: Ki Demang Sokowaten About - Privacy