| Wayang Kelompok Aksara P |
| Pragalba - Solo |

|
BRAGALBA / PRAGALBA Raksasa ini disebut raksasa prepat, yakni seorang penggawa terkemuka di kerajaan raksasa. Wayang ini bisa digunakan di dalam segala lakon dengan nama sesuka dalang. Adapun nama Bragalba adalah nama umum (bragalba berarti harimau). Pada suatu hari Bragalba mendapat titah dari rajanya untuk menyampaikan surat kepada raja negara Antah-berantah. Baginda memberi restu dan Bragalba pun menjawablah, “Tuanku, akan hamba junjung titah baginda dan tak lain hamba mohon diri untuk mati.” Titah Baginda, “Bragalba, kamu tak kutitahkan untuk mati, kuharap baik-baik selalulah kamu.” Keluar berjalan mundurlah Bragalba dengan diiringi lagu ayak ayakan pinjalan. Bunyi gamelan berjalan mundurnya Bragalba sangat berkesan, seakan-akan menandai hasil pekerjaannya dan ternyata kemudian Bragalba tewas oleh ksatria selagi ia dalam perjalanan. Kematian Bragalba dalam menjunjung titah rajanya menambah harum namanya dan tersebar luas di negaranya. Walaupun ia seorang raksasa, matinya sebagai prajurit mendapat penghargaan sepenuhnya. Dalam setiap lakon, matinya raksasa ini selalu oleh panah seorang ksatria. Bragalba bermata belis (dan kata asal ibelis), berhidung bentuk haluan perahu, bermuka mendongak, bermulut terbuka, bergigi dan bertaring. Berambut terurai bentuk gimbal. Berjamang dan bersunting waderan. Bergelang, berpontoh, dan berkeroncong. Berkain rapekan Hanya tangan hadapan (kanan) yang bisa digerakkan. Sumber : Sejarah Wayang Purwa - Hardjowirogo - PN Balai Pustaka - 1982 |













