Ki-demang.com : Galeria

Kaca Ngajeng

kaca-ngajeng


ikon-buku-tamu

Gambar Kayon

gambar-kayon

Gambar Wayang

wayang-aksara-a
wayang-aksara-b
wayang-aksara-c
wayang-aksara-d
wayang-aksara-e
wayang-aksara-g
wayang-aksara-h
wayang-aksara-i
wayang-aksara-j
wayang-aksara-k
wayang-aksara-l
wayang-aksara-m
wayang-aksara-n
wayang-aksara-p
wayang-aksara-r
wayang-aksara-s
wayang-aksara-t
wayang-aksara-u
wayang-aksara-w
wayang-aksara-y

Gambar Gamelan

gambar-gamelan

    Jumlah Pengunjung

1280576
  Hari ini     :  Hari ini :474
  Kemarin     :  Kemarin :259
  Minggu ini   :  Minggu ini :726
  Bulan ini   :  Bulan ini :9317
  s/d hari ini   :  s/d hari ini :1280576
Jumlah Kunjungan Tertinggi
10-28-2025 : 2326
Pengunjung Online : 19

Kontak Admin.

email-kidemang

Wayang Kelompok Aksara P

Putut Jantaka - Solo

  Putut-Jantaka-Solo

PUTUT JANTAKA

Putut Jantaka seorang pendeta yang mempunyai anak sembilan orang berupa binatang: 1. tikus putih bernama tikus Jinada; 2. babi hutan bernama celeng Demalung; 3 kera bernama Kutila Pas; 4. kerbau andanu bernama Kalamurti; 5. sapi gumarang bernama Kalasrenggi; 6. menjangan bernama menjangan Randi; 7. kijang bernama kijang Ujung; 8. bulus bernama bulus Pas; dan 9. kura-kura bernama kura-kura Greges.

Sembilan anak ini minta makan pada bapaknya. Putut Jantaka merasa sedih. Makan apakah yang akan diberikannya kepada anak-anaknya yang begitu banyak itu. Dan kalau tidak diberi makan, mereka pasti akan merusak tanaman-tanaman orang. Maka menghadaplah Putut Jantaka pada Sri Maharaja Kano, raja negara Purwacarita dan mohon kemurahan baginda. Raja pun memberi makan kepada binatangbinatang itu dengan janji, bahwa mereka takkan merusak tanaman tanaman pak tani, tetapi mereka tidak menepati janji dan dimusnakanlah mereka semua oleh seorang suruhan Dewa, hingga hilang lenyaplah semua binatang itu.

Jantaka bermata pelengan putih, berhidung bentuk haluan perahu, bermulut terbuka, bergigi dan bertaring. Berkethu udheng, berjamang sedikit dan bersunting kembang kluwih panjang. Bergelang dan berkeroncong. Berbaju pendek. Berkain rapekan tentara. Hanya tangan hadapan yang bergerak. Berselendang, menandakan, bahwa ia seorang pendeta.

Menurut hitungan pawukon, ialah pengetahuan perihal kelahiran seseorang yang menunjukkan corak kehidupan seseorang itu, mengenai juga anak-anak Putut Jantaka berupa 9 macam binatang itu, dan minggu ke minggu naik ke tempat Dewa atau turun ke bumi.

Bagi orang-orang yang mengerti tentang Pawukon, nasib baik dan nasib buruk seseorang ditentukan oleh hari kelahirannya.

Hari kelahiran ada juga hubungannya dengan hitungan mengenai bercocok tanam dan dengan bepergian seseorang. Hari yang diperhitungkan bisa meramalkan pula, apakah cocok tanam yang dilakukan akan berhasil atau tidak dan apakah bepergiannya seseorang akan berlangsung dengan selamat atau tidak.

Pawukon

Ditinjau sepintas lalu pawukon kelihatannya seperti takhayul saja, tetapi, bila diteliti lebih lanjut berdasarkan hitungan hari dan bulan, ramalan-ramalan yang berkait pada hitungan itu, bisa dipercaya juga. Lebih dapat dipercaya lagi ialah ramalan-ramalan yang diberikan dalam hubungan dengan musim kemarau, musim penghujan dan lain-lain, ramalan-ramalan mana menjadi pegangan bagi petani petani dalam melakukan cocok tanam mereka, ramalan-ramalan yang telah dilakukan.


Sumber : Sejarah Wayang Purwa - Hardjowirogo - PN Balai Pustaka - 1982

 kds penutup
wangsul-manginggil

  • < 36 Purwati - Solo
  • 38 Putut Supawala - Solo >