Ki-demang.com : Galeria

Kaca Ngajeng

kaca-ngajeng


ikon-buku-tamu

Gambar Kayon

gambar-kayon

Gambar Wayang

wayang-aksara-a
wayang-aksara-b
wayang-aksara-c
wayang-aksara-d
wayang-aksara-e
wayang-aksara-g
wayang-aksara-h
wayang-aksara-i
wayang-aksara-j
wayang-aksara-k
wayang-aksara-l
wayang-aksara-m
wayang-aksara-n
wayang-aksara-p
wayang-aksara-r
wayang-aksara-s
wayang-aksara-t
wayang-aksara-u
wayang-aksara-w
wayang-aksara-y

Gambar Gamelan

gambar-gamelan

    Jumlah Pengunjung

1280602
  Hari ini     :  Hari ini :500
  Kemarin     :  Kemarin :259
  Minggu ini   :  Minggu ini :752
  Bulan ini   :  Bulan ini :9343
  s/d hari ini   :  s/d hari ini :1280602
Jumlah Kunjungan Tertinggi
10-28-2025 : 2326
Pengunjung Online : 11

Kontak Admin.

email-kidemang

Wayang Kelompok Aksara S

Sentanu - Solo

 Sentanu-Solo

PRABU SENTANU

Prabu Sentanu adalah raja di Astina sebelum jaman Pendawa. Ia semula pendeta bergelar Resi dari negara Talkanda.

Prabu Sentanu seorang pemarah dan lekas naik darah. Pada waktu masih menjadi pendeta di Talkanda, ia kematian istri dan ditinggali seorang bayi laki-laki bernama Dewabrata.

Kemalangan itu memaksa Sentanu untuk meninggalkan negaranya guna mencari seorang perempuari yang mau menyusui anaknya, sebab di tempat tinggalnya sendiri tak ada perempuan yang kuat menyusui anaknya itu. Tetapi kepergian Sentanu yang sebenarnya ialah untuk mencari lawan perang.

Setibanya di Astina, anak Sentanu disusui oleh permaisuri Prabu Palasara yang sedang menyusui anaknya sendiri, Raden Abyasa. Kemudian dengan kekerasan Sentanu minta, supaya permaisuri Astina, Dewi Durgandini, menjadi istrinya. Dengan seizin Dewa, terkabullah permintaannya itu. Maka Sentanu pun bertakhtalah menjadi raja di Astina.

Ditilik secara lahir, titah Dewa itu tak adil, tetapi oleh Palasara titah itu diterima dengan tenang. Beginilah memang gambaran kesempurnaan batin yang tentunya sukar bisa diterima dengan berpikir secara duniawi.

Inilah salah satu gambaran yang maknanya tak mudah bisa ditangkap.

Prabu Sentanu bermata kedondongan, berhidung dan bermulut sernbada, gagah, berkumis. Bermahkota topong, berjamang tiga susun. Bersunting waderan, berpraba dan berkain bentuk bokongan raja.


Sumber : Sejarah Wayang Purwa - Hardjowirogo - PN Balai Pustaka - 1982

 kds penutup
wangsul-manginggil

  • < 29 Sengkuni - Solo
  • 31 Sentanu - Yogya >