| Wayang Kelompok Aksara Y |
| Yudhistira - Solo |

|
PRABU YUDHISTIRA menurut cerita pedalangan Jawa adalah raja jin negara Mertani, sebuah Kerajaan Siluman yang dalam penglihatan mata biasa merupakan hutan belantara yang sangat angker. PRABU YUDISTIRA Prabu Yudistira raja negara Amarta dan putra tertua Prabu Pandudewanata. Pada masa mudanya bernama Puntadewa. Yudistira orang yang sabar sekali, hingga dikatakan orang ia berdarah putih, karena tak pernah marah. Karena sifatnya itu, Yudistira terjauh dan bahaya. Yudistira mempunyai pusaka bernama surat Kalimahusada yang berkesaktian menjauhkan seteru, menyelamatkan diri dan lain-lain. Sebaliknya surat itu bisa berbahaya bagi siapa yang bermaksud jahat terhadap Kalimahusada. Tetapi di dalam lakon surat itu pernah dikuasai orang dan menjadi jayalah dia. Yudistira tak pernah berperang di dalam Baratayuda. Ia diangkat sebagai pahlawan, tetapi ia menjengkelkan saudara-saudaranya, oleh karena segan melawan musuhnya. Maka terpaksa ia dibantu oleh Arjuna yang dengan anak panahnya mendorong anak panah yang dilepaskan oleh Yudistira, hingga musuh itu dapat dikalahkannya. Yudistira dan saudara-saudara Pendawa lainnya menemui ajal dengan sempurna sehabis perang Baratayuda. Prabu Yudistira bermata jaitan, berhidung mancung, bermuka tenang, lebih tenang daripada masa mudanya, sewaktu masih bernama Puntadewa. Bergelung keling, bersunting waderan. Sesudah bertakhta sebagai raja, segala pakaian serba keemasan dan segala permatanya dibuangnya. Maka ia adalah seorang raja yang sangat bersahaja. Prabu Yudistira berwanda: 1. Putut, 2. Manuksma, 3. Jimat dan 4. Deres. Sumber : Sejarah Wayang Purwa - Hardjowirogo - PN Balai Pustaka - 1982 |













