Kesenian Tradhisional |
᭵ |
01. Wayang |
![]() Jika ditinjau dari arti filsafatnya "wayang" dapat diartikan sebagai bayangan atau merupakan pencerminan dari sifat-sifat yang ada dalam jiwa manusia, seperti angkara murka, kebajikan, serakah dan lain-lain. |
02. Wayang Kulit/Purwa |
![]() Wayang kulit dipakai untuk memperagakan Lakon lakon dari Babad Purwa yaitu Mahabarata dan Ramayana, oleh karena itu disebut juga Wayang Purwa. |
03. Wayang Klithik |
![]() Terdapat persamaan antara wayang kulit dengan wayang klithik, misalnya pada gamelan, vokalis, bahasa yang digunakan dalam dialog, desain lantai, alat penerangan yang dipakai dalam |
04. Wayang Golek |
![]() Wayang golek ini lebih realis dibanding dengan wayang kulit dan wayang klithik, sebab selain bentuknya menyerupai bentuk badan manusia dia juga dilengkapi dengan kostum yang terbuat dari kain. |
05. Wayang Orang |
![]() Jadi kesenian wayang orang ini merupakan refleksi dari wayang kulit. Bedanya, wayang orang ini bisa bergerak dan berdialog sendiri. |
06. Langen Mondro Wanoro |
![]() |
07. Kethoprak Lesung |
![]() Ceritera yang dibawakan adalah kisah-kisah rakyat yang berkisar pada kehidupan di pademangan - pademangan, ketika para demang membicarakan masalah penanggulangan hama yang sedang melanda desa mereka atau ceritera-ceritera tentang Pak Tani dan Mbok Tani dalam mengolah sawah mereka. |
08. Kethoprak Gamelan |
![]() |
09. Sruntul |
![]() |
10. Ande-Ande Lumut |
![]() Adapun fungsi pementasan Ande-ande Lumut ini kebanyakan adalah untuk mengiringi acara melepas nadzar. |
11. Srandul |
![]() Dilihat dari ceritera yang biasa dipentaskan terdapat perbedaan antara daerah yang satu dengan yang lain. Di suatu daerah tertentu ceritera yang dapat dimainkan oleh kesenian Srandul adalah ceritera rakyat yang tidak terbatas pada kisah tokoh tokoh tertentu saja, akan tetapi di daerah lainnya kesenian Srandul ini hanya mementaskan ceritera rakyat dengan tokoh Dadung Awuk saja |
12. Dadung Awuk |
![]() Ceritera yang dimainkan dalam Dadung Awuk adalah kisah dari seorang tokoh yang benama Dadung Awuk itu sendiri, yang terdiri dari beberapa serial, mulai dari masa mudanya sampai ia mengabdi ke kerajaan Demak dan bertemu dengan Jaka Tingkir. |
13. Tayub |
![]() |
14. Jatilan dan Reog |
![]() Tari yang selalu dilengkapi dengan property berupa kuda kepang ini lazimnya dipertunjukkan sampai klimaksnya, yaitu keadaan tidak sadar diri pada salah seorang penarinya. |
15. Slawatan |
![]() Slawatan ini merupakan kesenian rakyat yang bernafaskan agama Islam, dan menggunakan alat musik rebana (terbang, Jawa) dan sejenisnya. Kesenian ini dinamakan Slawatan karena dalam pertunjukan para pemainnya mengucapkan/menyanyikan shalawat. |
16. Slawatan Laras Madya |
![]() Kesenian ini lahir di Surakarta (Solo) pada zaman pemerintahan Susuhunan Pakubuwono ke IV. Sejak dahulu sampai sekarang kesenian Slawatan Laras Madya ini hidup dan berkembang masih seperti aslinya. |