Ki-demang.com : Candi

Kaca Ngajeng Candhi

ikon-kaca-ngajeng
 

ikon-buku-tamu

candi-prov-yogyakarta

candi-sleman
candi-bantul
candi-gunung-kidul
candi-kulon-progocandi-kota-yogyakarta


 candi-prov-jawa-tengah
candi-klaten
candi-magelang
candi-boyolali
candi-temanggung
candi-kabupaten-semarang
candi-banyumas
candi-wonosobo
candi-kota-semarang
candi-kendal
candi-banjarnegara
candi-batang
candi-pemalang
candi-tegal
candi-brebes
candi-purwodadi
candi-kudus
candi-purworejo
 candi-purbalingga
candi-kebumen

    Jumlah Pengunjung

0463462
  Hari ini     :  Hari ini :125
  Kemarin     :  Kemarin :141
  Minggu ini   :  Minggu ini :261
  Bulan ini   :  Bulan ini :2878
  s/d hari ini   :  s/d hari ini :463462
Pengunjung Online : 12

Kontak Admin.

email-kidemang

62 Sambisari

candi sambisari wiki01

Candi Sambisari
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/e/e3/Sambisari_01.jpg

 

candi sambisari pnri01

http://candi.pnri.go.id/jawa_tengah_yogyakarta/sambisari/image/sambisari1.jpg

 

Candi Sambisari terletak di Dusun Sambisari, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Dari pusat kota Yogyakarta, jaraknya 15 kilometer ke arah timur laut. Candi Sambisari yang merupakan candi Hindu beraliran Syiwa ini diperkirakan dibangun pada awal abad ke-9 oleh Rakai Garung, seorang Raja Mataram Hindu dari Wangsa Syailendra.

Candi Sambisari ditemukan secara tidak sengaja. Seorang petani yang sedang mencangkul di sawahnya merasakan cangkulnya menghantam sebuah benda keras yang, setelah digali dan diamati, ternyata adalah sebuah batu berhiaskan pahatan. Berdasarkan laporan penemuan tersebut, Balai Arkeologi Yogyakarta melakukan penelitian dan penggalian seperlunya. Berdasarkan hasil penelitian, pada tahun 1966 ditetapkan bahwa di lahan tersebut terdapat reruntuhan sebuah candi yang terpendam oleh timbunan pasir dan batu yang dimuntahkan oleh G. Merapi pada tahun 1906. Rekonstruksi dan pemugaran candi ini selesai pada tahun 1987.

Candi Sambisari terletak sekitar 6,5 m di bawah permukaan tanah, sehingga candi tersebut tidak tampak dari kejauhan. Menurut dugaan, dahulu permukaan tanah daerah di sekeliling candi tidak lebih tinggi dari lahan datar tempat Candi Sambisari berada, namun tanah pasir dan bebatuan yang terbawa oleh letusan G. Merapi pada tahun 1006 telah menimbun daerah itu. Akibatnya, Candi Sambisari ikut terbenam dalam timbunan, sehingga saat ini posisinya menjadi lebih rendah dari permukaan tanah di sekelilingnya. Saat ini lahan di sekeliling candi telah digali dan ditata, membentuk lapangan persegi dengan tangga di keempat sisinya.

 

candi sambisari pnri02

http://candi.pnri.go.id/jawa_tengah_yogyakarta/sambisari/image/sambisari2.jpg

 

Kompleks Candi sambisari dikelilingi oleh dua lapis pagar. Halaman luar seluas 50 x 48 m dikelilingi pagar batu rendah, sedangkan halaman dalam dikelilingi pagar batu setebal sekitar 50 cm dengan tinggi sekitar 2 m. Di masing-masing sisi terdapat pintu masuk tanpa gapura atau hiasan lain. Candi Sambisari terdiri atas satu candi utama dan tiga candi perwara. Candi utama yang menghadap ke barat kondisinya relatif utuh, sedang ketiga candi perwara yang letaknya berhadapan dengan candi utama saat ini hanya baturnya yang tersisa. Masing-masing candi perwara berdenah dasar bujur sangkar seluas 4,8 m2.

 

candi sambisari pnri03

http://candi.pnri.go.id/jawa_tengah_yogyakarta/sambisari/image/sambisari3.jpg

 

Tinggi candi utama sampai ke puncaknya mencapai 7,5 m. Tubuh candi berdiri di atas batur yang berdenah dasar bujur sangkar seluas 13,65 m2 dengan tinggi sekitar 2 m. Tubuh candi juga berdenah dasar bujur sangkar dengan luas 5 m2. Selisih luas batur dengan tubuh candi membentuk selasar yang dilengkapi langkan setinggi sekitar 1,2 m. Tingginya langkan menyebabkan tubuh candi tidak terlihat dari luar dan hanya atapnya yang menyembul ke atas, sehingga menimbulkan kesan tambun.

Kaki candi polos tanpa hiasan, namun bagian luar dinding langkan dihiasi seretan pahatan bermotif bunga dan sulur-suluran yang sangat halus pahatannya.

 

candi sambisari pnri04

http://candi.pnri.go.id/jawa_tengah_yogyakarta/sambisari/image/sambisari7.jpg

 

Tangga menuju ke selasar terletak di depan pintu, yaitu di sisi barat. Tangga ini dilengkapi dengan pipi yang dihiasi pahatan sepasang kepala naga dengan mulut menganga. Batu di bawah masing-masing kepala naga dihiasi pahatan berupa Gana dalam posisi berjongkok dengan kedua tangan diangkat ke atas, seolah-olah menyangga kepala naga di atasnya. Gana, atau sering juga disebut Syiwaduta, adalah makhluk kecil pengiring Syiwa. Pahatan Gana juga terdapat di pintu masuk candi-candi besar di kompleks Candi Prambanan.

 

candi sambisari pnri05

http://candi.pnri.go.id/jawa_tengah_yogyakarta/sambisari/image/sambisari6.JPG

 

Di puncak tangga terdapat gerbang paduraksa dengan bingkai dihiasi pahatan motif kertas tempel. Kaki bingkai dihiasi pahatan kepala naga menghadap ke luar dengan mulut menganga. Hiasan yang sama juga terdapat di pintu masuk ke ruangan dalam, namun di ambang pintu ruangan terdapat pahatan Kalamakara tanpa rahang bawah.

Pada masing-masing sisi dinding luar tubuh candi terdapat relung berisi arca. Dalam relung di dinding selatan terdapat Arca Agastya atau Syiwa Mahaguru, di dinding timur terdapat Arca Ganesha, dan di dinding utara terdapat Arca Durga Mahisasuramardini.

 

Syiwa yang digambarkan sebagai sosok pria bertangan dua dan berjenggot sedang berdiri di atas padma. Di sebelah kanannya terdapat sebuah trisula, tombak bermata tiga yang merupakan senjata Syiwa. Arca ini mirip dengan Arca Syiwa Mahaguru yang terdapat di relung selatan Candi Syiwa di Kompleks Candi Prambanan, hanya saja tubuhnya lebih ramping.

 

candi sambisari pnri06

Pada masing-masing sisi dinding luar tubuh candi terdapat relung berisi arca. Dalam relung di dinding selatan terdapat Arca Agastya atau Syiwa Mahaguru. Syiwa yang digambarkan sebagai sosok pria bertangan dua dan berjenggot sedang berdiri di atas padma. Di sebelah kanannya terdapat sebuah trisula, tombak bermata tiga yang merupakan senjata Syiwa. Arca ini mirip dengan Arca Syiwa Mahaguru yang terdapat di relung selatan Candi Syiwa di Kompleks Candi Prambanan, hanya saja tubuhnya lebih ramping.

http://candi.pnri.go.id/jawa_tengah_yogyakarta/sambisari/image/sambisari8.jpg

 

Arca Ganesha yang terdapat dalam relung timur juga mirip dengan Arca Ganesha yang terdapat di relung timur Candi Syiwa. Ganesha digambarkan dalam posisi bersila di atas padmasana (singgasana bunga teratai) dengan kedua telapak kaki saling bertemu. Perbedaannya ialah telapak tangan kanan arca ini menumpang di lutut dalam posisi tengadah, sementara telapak tangan kiri menyangga sebuah mangkok. Ujung belalai seolah menghisap sesuatu dari dalam mangkok. 

 

candi sambisari pnri07

http://candi.pnri.go.id/jawa_tengah_yogyakarta/sambisari/image/sambisari9.jpg

 

Dalam ruang utara terdapat Arca Durga Mahisasuramardini, yaitu Durga sebagai dewi kematian. Seperti yang terdapat di Candi Syiwa di Prambanan, Durga juga digambarkan sebagai dewi bertangan delapan dalam posisi berdiri di atas Lembu Nandi. Satu tangan kanannya dalam posisi bertelekan pada sebuah gada, sedangkan ketiga tangan lainnya masing-masing memegang anak panah, pedang dan cakram. Satu tangan kirinya memegang kepala Asura, sedangkan ketiga tangan lainnya memegang busur, perisai dan bunga. Berbeda dengan yang terdapat di Candi Syiwa, Asura, raksasa kerdil pengiring Durga, di Candi Sambisari digambarkan dalam posisi berlutut. Durga di Candi Sambisari juga digambarkan lebih sensual, dilihat dari posisi berdirinya, kain penutup pinggul yang pendek sehingga memperlihatkan pahanya, payudara yang lebih menonjol, serta senyum yang menghiasi bibirnya.

 

candi sambisari pnri08

http://candi.pnri.go.id/jawa_tengah_yogyakarta/sambisari/image/sambisari10.jpg

 

candi sambisari pnri09

Di tengah ruangan berukuran sekitar 4,8 m2 dalam tubuh candi terdapat sebuah lingga lengkap dengan yoninya. Lingga terbuat dari batu berwarna putih, sedangkan yoni di tengah lingga terbuat dari batu berwarna hitam yang sangat keras dan mengkilap. Di sepanjang tepi lingga terdapat alur untuk menampung air persembahan yang dialirkan ke cucuran berhiaskan kepala ular.

http://candi.pnri.go.id/jawa_tengah_yogyakarta/sambisari/image/sambisari5.JPG

 

candi sambisari pnri10

http://candi.pnri.go.id/jawa_tengah_yogyakarta/sambisari/image/sambisari11.jpg

 

Sumber : http://candi.pnri.go.id/jawa_tengah_yogyakarta/sambisari/sambisari.htm


Administrative localization:

Sambisari, Purwomartani, Kalasan, Sleman, DIY.

 

Geographical localization:

07° 45' 44.8" S
110° 26' 49.0" E
Precision: 8m
Alt.: 145m

 

Surroundings:

In lowland, on flat ground, some 300m east of the Kuning River and 800 to the south of Kedulan.

 

Religion: Hindu.
Main features: Sanctuary type 2; facing west; square main shrine; enclosure walls.
State of preservation: Restored up to the superstructure.

 

Description:

This compound is made out of four shrines and two enclosure walls.
The main temple faces west.
Its exact orientation is 272° 03' (Siswoyo 1996: 6).
Its base is square (13.65m x 13.65m), with a small projection on the western side.
The platform is reached through a gopura and is bordered by a balustrade. The latter is flanked with 15 tower-like elements (four on the northern and western sides, 5 on the eastern side and two at each side of the gopura). On the platform itself, one can notice 12 stone bases (4 square bases on the western side, round bases on the other sides).
In the centre of the platform stands the temple body. It measures 4.70m x 4.70m and has lightly projecting niches on the northern, eastern and southern sides. The entrance is also protruding. The cella is 3,10m square and houses a yoni.
In front of the main temple, one finds three secondary shrines, on a line, facing east.
The central shrine is rectangular. Its base measures 4.80m (E-W) x 5.90m (N-S). The platform is topped by a balustrade adorned with 7 tower-like elements (at the corners and at the centre of the northern, western and southern sides).
The northern and southern secondary shrines share the same features, although adapted to a square plan (4.80m x 4.80m).
The central courtyard where stand the main temple and its secondary shrines measures roughly 46m x 46m.78 It is further flanked by 8 lingga-like boundary stones (one in each corner and at the centre of the four sides).79 These boundary stones demarcate a space of 35.40m x 35.70m that encloses all the buildings.80 An enclosure wall opened to the four directions borders this first courtyard.81 The gopura of this first enclosure were left unfinished, as testified by the lintels prepared to receive kāla that wee never carved.
The second courtyard is more or less 1,15m below the first one.82 It measures roughly 134m x 134m. As it has not been fully excavated, there is no information available about the gopura of this second enclosure wall.

 

Sculptures:

The niches of the main temple shelter sculptures of Durgā (N), Ganeśa (E) and Agastya (S). A 41 cm square pedestal with padmasana and naga heads is visible within the central secondary shrine.
Misceallenous archaeological finds:
Under the stone bases around the main temple were found cavities. 4 of them had already been plundered, but in the remaining ones were found bronze pots, kendi, bowls and plates, bronze leaves and gold strips (Soediman 1980: 161-162).
Inscriptions:
In one of the circular stones surrounding the temple body of the main temple was found a gold leaf bearing a short inscription and reading "Om siwa sthana" (Soediman 1980: 162; Setianingsih 2002: BG 525).

 

Sumber : Candi Space and Landscape - Véronique Myriam Yvonne Degroot


kds penutupwangsul-manginggil

  • < 61 Ratu Boko
  • 63 Sanan >