Ki-demang.com : Candi

Kaca Ngajeng Candhi

ikon-kaca-ngajeng
 

ikon-buku-tamu

candi-prov-yogyakarta

candi-sleman
candi-bantul
candi-gunung-kidul
candi-kulon-progocandi-kota-yogyakarta


 candi-prov-jawa-tengah
candi-klaten
candi-magelang
candi-boyolali
candi-temanggung
candi-kabupaten-semarang
candi-banyumas
candi-wonosobo
candi-kota-semarang
candi-kendal
candi-banjarnegara
candi-batang
candi-pemalang
candi-tegal
candi-brebes
candi-purwodadi
candi-kudus
candi-purworejo
 candi-purbalingga
candi-kebumen

    Jumlah Pengunjung

0463440
  Hari ini     :  Hari ini :103
  Kemarin     :  Kemarin :141
  Minggu ini   :  Minggu ini :239
  Bulan ini   :  Bulan ini :2856
  s/d hari ini   :  s/d hari ini :463440
Pengunjung Online : 4

Kontak Admin.

email-kidemang

10 Plaosan Kidul

candi plaosan wiki01

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/d/d6/Plaosan_Temple.jpg

 

candi plaosan pnri01

http://candi.pnri.go.id/jawa_tengah_yogyakarta/plaosan/image/plaosan1.JPG

 

Candi Plaosan terletak di Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, kira-kira 1,5 km ke arah timur dari Candi Sewu. Candi ini merupakan sebuah kompleks bangunan kuno yang terbagi menjadi dua, yaitu kompleks Candi Plaosan Lor (lor dalam bahasa Jawa berarti utara) dan kompleks Candi Plaosan Kidul (kidul dalam bahasa Jawa berarti selatan). Pahatan yang terdapat di Candi Plaosan sangat halus dan rinci, mirip dengan yang terdapat di Candi Borobudur, Candi Sewu, dan Candi Sari.

 

Candi Plaosan yang merupakan candi Buddha ini oleh para ahli diperkirakan dibangun pada masa pemerintahan Rakai Pikatan dari Kerajaan Mataram Hindu, yaitu pada awal abad ke-9 M. Salah satu pakar yang mendukung pendapat itu adalah De Casparis yang berpegang pada isi Prasasti Cri Kahulunan (842 M). Dalam prasasti tersebut dinyatakan bahwa Candi Plaosan Lor dibangun oleh Ratu Sri Kahulunan, dengan dukungan suaminya. Menurut De Casparis, Sri Kahulunan adalah gelar Pramodhawardani, putri Raja Samarattungga dari Wangsa Syailendra. Sang Putri, yang memeluk agama Buddha, menikah dengan Rakai Pikatan dari Wangsa Sanjaya, yang memeluk agama Hindu.

Pendapat lain mengenai pembangunan Candi Plaosan ialah bahwa candi tersebut dibangun sebelum masa pemerintahan Rakai Pikatan. Menurut Anggraeni, yang dimaksud dengan Sri Kahulunan adalah ibu Rakai Garung yang memerintah Mataram sebelum Rakai Pikatan. Masa pemerintahan Rakai Pikatan terlalu singkat untuk dapat membangun candi sebesar Candi Plaosan. Rakai Pikatan membangun candi perwara setelah masa pembangunan candi utamanya.

 

Pada bulan Oktober 2003, di kompleks dekat Candi Perwara di kompleks Candi Plaosan Kidul ditemukan sebuah prasasti yang diperkirakan berasal dari abad ke-9 M. Prasasti yang terbuat dari lempengan emas berukuran 18,5 X 2,2 cm. tersebut berisi tulisan dalam bahasa Sansekerta yang ditulis menggunakan huruf Jawa Kuno. Isi prasasti masih belum diketahui, namun menurut Tjahjono Prasodjo, epigraf yang ditugasi membacanya, prasasti tersebut menguatkan dugaan bahwa Candi Plaosan dibangun pada masa pemerintahan Rakai Pikatan.

 

Plaosan Kidul

 

candi plaosan pnri02Candi Plaosan Kidul terletak di selatan Candi Plaosan Lor, terpisah oleh jalan raya. Bila di kompleks Palosan Lor kedua candi utamanya masih berdiri dengan megah, di kompleks Candi Plaosan Kidul candi utamanya sudah tinggal reruntuhan. Yang masih berdiri hanyalah beberapa candi perwara.

 

candi plaosan pnri03

http://candi.pnri.go.id/jawa_tengah_yogyakarta/plaosan/image/plaosankidul4.jpg

 

Pada saat pengambilan gambar, yaitu bulan Mei 2003, penggalian dan pemugaran Candi Plaosan Kidul sedang dilaksanakan.

 

Sumber : http://candi.pnri.go.id/jawa_tengah_yogyakarta/plaosan/plaosan.htm


Administrative localization:

Plaosan, Bugisan, Prambanan, Klaten, JT.

 

Geographical localization:

07° 44' 34.2" S33
110° 30' 16.2" E
Precision: 9m
Alt.: 163m

 

Surroundings:

In lowland, on flat ground, 150m east of the Borongan River and 250m east of kali Klongkongan. Plaosan Kidul is located 150m south of Plaosan Lor, 900m east of candi Gana and 1200m east of Sewu.

 

Religion: Buddhist.
Main features: Concentric compound; facing west; square central platform; enclosure wall.
State of preservation: There are no identifiable traces of the central building. To the west of the compound, heaps of stones indicate the presence of the secondary shrines. In a few cases, their bases are still preserved. Several of those secondary temples have been restored from base to superstructure. Stūpa are reduced to lose stones covering almost entirely the eastern part of the site. Neither the secondary shrines nor the stūpa can be counted.

 

Description: The site is nowadays badly damaged, but IJzerman was still able to give a fairly good idea of its general organization (IJzerman 1891: 103-105).
According to him, the complex was centred on a square terrace similar to structure C of Plaosan Lor. This base was surrounded on the northern, eastern and southern sides by three rows circular structures (probably stūpa).34 On its western side there was one row of stūpa and, to the outside, two rows of square shrines, facing the west.
Shrines here are quite different from those of Plaosan Lor and their plans show similarities with candi Bima, on the Dieng plateau. In place of the usual cella with, eventually, a small vestibule, a proportionally large room has been added to the west. The presence of this mandapa is translated at base level by a deep projection, breaking from the square plan. The main portion of the base is 5.46m (N-S) x 5.42m (E-W), while the projection is 3.62m x 1.82m. The cella is 2.86m x 2.84m, the mandapa 1.90m x 1.44m.36
The compound of Plaosan Kidul is located in the southeastern corner of the third enclosure wall of candi Plaosan Lor.37

 

Sculptures:
According to IJzerman, twelve Buddhist sculptures were found among the remains. Two goddesses and one bodhisattwa were on the stone platform, while 5 other bodhisattwa (among others Maitreya and Wajrapāni), one Amitābha and 3 goddesses were lying within or around the secondary shrines to the west of the compound (IJzerman 1891: 105 and pl. XXIX).
Inscriptions:
One stone inscription (784-803 A.D.?) (Wisseman Christie 2002-2004: nr 11).

 

Sumber : Candi Space and Landscape - Véronique Myriam Yvonne Degroot


kds penutupwangsul-manginggil

  • < 09 Merak
  • 11 Plaosan Lor >