Ki-demang.com : Galeria

Kaca Ngajeng

kaca-ngajeng


ikon-buku-tamu

Gambar Kayon

gambar-kayon

Gambar Wayang

wayang-aksara-a
wayang-aksara-b
wayang-aksara-c
wayang-aksara-d
wayang-aksara-e
wayang-aksara-g
wayang-aksara-h
wayang-aksara-i
wayang-aksara-j
wayang-aksara-k
wayang-aksara-l
wayang-aksara-m
wayang-aksara-n
wayang-aksara-p
wayang-aksara-r
wayang-aksara-s
wayang-aksara-t
wayang-aksara-u
wayang-aksara-w
wayang-aksara-y

Gambar Gamelan

gambar-gamelan

    Jumlah Pengunjung

1280620
  Hari ini     :  Hari ini :518
  Kemarin     :  Kemarin :259
  Minggu ini   :  Minggu ini :770
  Bulan ini   :  Bulan ini :9361
  s/d hari ini   :  s/d hari ini :1280620
Jumlah Kunjungan Tertinggi
10-28-2025 : 2326
Pengunjung Online : 17

Kontak Admin.

email-kidemang

Wayang Kelompok Aksara S

Siti Sundari - Solo
 Siti-Sundari-Solo

DEWI SITI SUNDARI sesungguhnya putri Bathara Wisnu dengan Dewi Pratiwi, putri Prabu Nagaraja dari kerajaan Sumur Jalatunda.
Dewi Siti Sundari mempunyai kakak kandung bernama Bambang Sitija, yang setelah turun ke Arcapada dan menjadi raja di negara Trajutisna bergelar Prabu Bomanarakasura.
Ketika Bathara Wisnu turun ke Arcapada menitis pada Prbau Kresna, raja negara Dwarawati, Dewi Siti Sundari menyusul turun ke Arcapada dan diakui sebagai putri Prabu Kresna.
Dewi Siti Sundari mempunyai sifat perwatakan; baik budi, sabar, setia dan sangat berbakti.
Dewi Siti Sundari menikah dengan Abimanyu/Angkawijaya, putra Arjuna dengan Dewi Sumbandra, adik Prabu Kresna.
Dalam perkawinan tersebut ia tidak mempunyai anak.
Dewi Siti Sundari mati masuk ke dalam Pancaka/api pembakaran jenazah.


DEWI SITI SUNDARI

Dewi Sitisundari Putri Prabu Kresna dan besuamikan Raden Angkawijaya. Ketika Raden Angkawijaya tewas didalam perang

Baratayuda, Dewi Sitisundari bela dengan jalan bunuh diri dekat jenazah suaminya. Jaman dulu para istri umumnya memang bela mati, kalau suami tewas dalam perang. Adat ini terdapat juga di sebagar Indonesia, tetapi kemudian dilarang.

Astina dan Pandawa terhitung kerabat dekat, Merek keturunan dua saudara 1aki-laki, jadi satu sama lainnya masih saudara sepupu.

Tetapi hingga pecahnya perang Baratayuda, hidup kedua keluarga itu selalu bermusuhan. Lebih-lebih sesuudah Prabu Baladewa memihak pada Astina, semakin menjadilah permusuhan itu.

Karena Baladewa memihak pada Astina. murkalah dia, ketika Sitisundari akan diperistri Angkawijaya, sebab dia bermaksud menjodohkan putri itu dengan seorang keturunan dari pihak Astina. Oleh sebab itu berperanglah Pendawa dan Astina.

Setengah orang mengatakan, bahwa hubungan antara Pendawa dengan Korawa (Astina) dapat diibararkan hubunga antara lahir dengan batin. Secara lahir kedua keluarga hidup bersama seakan- akan tak ada persoalan apa-apa antara mereka, tetapi secara batin mereka pecah oleh pertentangan-pentetangan. Dikembalikan pada kehidupan orang seorang, bahagialah ia yang bisa menserasikan hidup lahirnya dengan hidup batinnya.

Dewi Sitisundari bermata jaitan, berhidung mancung, bermuka tenang. Bersanggul besar dengan dihiasi bunga, sebagian rambut terurai. Berkalung ulur-ulur, bergelang dan berpontoh. Berkain dodot putren.


Sumber : Sejarah Wayang Purwa - Hardjowirogo - PN Balai Pustaka - 1982



 kds penutup
wangsul-manginggil

  • < 41 Sisupala - Solo
  • 43 Sitija - Solo a >