| Candi Kabupaten Sleman - 77 Candi |
| 23 Gupolo |
|
Untuk mengunjungi situs ini jalan paling gampang ialah dengan mengikuti arah dari Prambanan, menuju jalan Prambanan - Piyungan, ikuti jalan tersebut hingga terlihat palang menuju ke Candi Ijo, kemudian belok kiri, ikuti jalan tersebut hingga ketemu belokan ke kanan dan terus hingga ada jalan ke kiri ikuti jalan menanjak tersebut, hingga di tengah jalan ada patok yang menuju ke Arca Gupolo, dilanjutkan belok ke kanan, sebaiknya bertanya ke penduduk sebab arca ini ada di tengah hutan, jangan khawatir sebab dari jalan setapak menuju hutan situs tersebut jaraknya hanya 100 meteran.
Situs Arca Gupolo adalah sebuah arca agastiya yang berukuran raksasa setinggi 2 meter, dengan 7 buah arca Dewa Hindu yang bentuknya sudah tidak bisa di kenali lagi.
Patung Agastya yang berukuran 2 meteran
Arca Agastya yang menggunakan senjata Trisula sebagai perlambangan dari Dewa Siwa yang dipegangnya masih kelihatan jelas dan 3 buah relief manusia yang masih terlihat jelas di samping Agastya.
Ada yang unik di situs Arca Gupolo ini yaitu : terdapat 7 arca Dewa Hindu yang ada di sekitar situs tersebut. walau kini bentuknya memprihatinkan. sebab bagian kepalanya sudah hampir tidak teridentifikasi lagi.
7 Arca Dewa yang rata - rata bentuknya telah aus
7 Patok pembritahuan yang menggunakan 4 bahasa.
Sumber : http://nyariwatu.blogspot.com/2010/08/arca-gupolo.html |
|
GUPOLO (ÇIVA-PLATEAU) Groyokan, Sambirejo, Prambanan, Sleman, DIY.
Geographical localization: 07° 47' 09.0" S
Surroundings: In lower middle land, in the Gunung Kidul, west of Mt Ijo, on a steep slope between two hills, with a limited view. The site is located 200m south of Tinjon and 900m to the east-northeast of Polengan.
Religion: Not religious.
Description/sculptures: Some sculptures and stone blocks have been gathered around a huge, apparently in situ statue of Agastya (B742a), which is the only recognizable sculpture and is approximately 3m high. Other sculptures include a male figure with four arms (B742b) and two seated women (B742e, g).152 These might have been Buddhist as well as Hindu and appear unfinished. The area was probably a stonecutter workplace. The rough pavement around the Agastya statue lets think that some scanty layout has been carried for the needs of cult.153 The sculptures were maybe left there because of some fragility of the stone, discovered while working.
Sumber : https://openaccess.leidenuniv.nl/handle/1887/13781 |































