Mdang i Bhumi Mataram

beranda

ikon-buku-tamu

kerajaan-mataram-kuno

kumpulan-makalah

kumpulan-artikel

candi-yogyakarta
prambanan
   01 Kabupaten Sleman - 77
   02 Kabupaten Bantul - 7
   03 Kabupaten Gunung Kidul - 6
   04 Kabupaten Kulon Progo - 5
   05 Kota Madya Yogyakarta - 1

candi-jawa-tengah
borobudur
   01 Kabupaten Klaten - 13
   02 Kabupaten Magelang - 79
   03 Kabupaten Boyolali - 10
   04 Kabupaten Temanggung - 23
   05 Kabupaten Semarang - 14
   06 Kabupaten Banyumas - 8
   07 Kabupaten Wonosobo - 5
   08 Kotamadya Semarang - 5
   09 Kabupaten Kendal - 7
   10 Kabupaten Banjarnegara - 6
   11 Kabupaten Batang - 4
   12 Kabupaten Pemalang - 2
   13 Kabupaten Tegal - 2
   14 Kabupaten Brebes - 2
   15 Kabupaten Purwodadi - 1
   16 Kabupaten Kudus - 1
   17 Kabupaten Purworejo - 2
   18 Kabupaten Purbalingga - 1
   19 Kabupaten Kebumen - 2

 relief-borobudur
relief-O-01
01 Relief Karmawibhangga
02-Caca-Jataka-1
02 Relief Jataka

prasasti
ikon-prasasti

video
00-mataram-kuno-1
Aneka Video Medang

jumlah-pengunjung
368216
  Hari ini     :  Hari ini :354
  Kemarin     :  Kemarin :156
  Minggu ini   :  Minggu ini :506
  Bulan ini   :  Bulan ini :4205
  s/d hari ini   :  s/d hari ini :368216
Jumlah Kunjungan Tertinggi
28.10.2025 : 1113
Pengunjung Online : 74

kontak-admin
email-kidemang

Sejarah Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram Kuno - Halaman 15 / 25

     Tentang nama Kunjarakunja, Poerbatjaraka pernah mengemukakan pendapat bahwa yang dimaksudkan adalah daerah Sleman sekarang berdasarkan arti Kunjarakunja, yaitu hutan gajah, dan adanya daerah wanua ing alas i saliman didalam tiga prasasti pada batu sima. [[1]] Pendapat itu sekarang harus diragukan kebenarannya, karena nama daerah didalam ketiga prasasti tersebut – sekarang ditambah dengan tiga batu lagi yang memuat nama daerah itu – harus dibaca wanua ing i alas i salimar. [[2]] Lagi pula kata Kunjarakunja dapat juga berarti hutan Ficus Religiosa atau hutan pohon bodhi dan sejenisnya, karena kata kunjara tidak hanya berarti gajah, tetapi nama beberapa jenis pohon, antara lain pohon bodhi (Ficusreligiosa). [[3]]

     Bahwa Sanjaya dikatakan telah menaklukkan raja – raja disekelilingnya memang dapat dipahami. Peristiwa yang serupa juga dapat dilihat nanti pada raja Dharmmawangsa Airlangga, yang juga harus menaklukkan kembali raja – raja bawahan yang sebelumnya mengakui kemaharajaan Dharmmawangsa Teguh. Tentu demikian pula halnya dengan raja Sanjaya. Setelah Sanna diserang oleh musuh dan pusat kerajaannya dihancurkan, tentu ada diantara raja – raja kecil yang semula mengakui kemaharajaannya yang lalu menganggap dirinya tidak terikat hubungan sebagai raja bawahan lagi dari maharaja Ho-ling, [[4]] karena itu setelah Sanjaya berhasil menduduki takhta kerajaan kembali dengan membangun pusat kerajaan baru, ia harus menaklukkan raja – raja yang tidak mau lagi mengakui kemaha rajaannya. [[5]]

     Prasasti berikut ialah prasasti Hampran tahun 672 Saka (24 Juli 750 M). [[6]] Prasasti ini ditulis diatas batu alam yang besar di Desa Plumpungan dekat Salatiga. Bahasanya Sanskerta, dan hurufnya bukan lagi huruf Pallawa, tetapi huruf Jawa Kuno. Jadi, inilah huruf Jawa Kuno yang tertua didalam prasasti yang berangka tahun. Isinya memperingati pemberian tanah di Desa Hampra[n] yang terletak diwilayah

[1] R. Ng. Poerbatjaraka, Riwayat Indoneisa I, 1952, hlm. 57 – 58.

[2] L-C. Damais, “Bibliographie Indonesienne, II, BEFEO, tome XLVIII, 1957, hlm. 607 – 649; R. Ng. Poerbatjaraka, Riwayat Indonesia I, 1952, hlm. 66.

[3] Monier Williams, Ä Sanskrit – English Dictionary ... s.v. Kunjara ...

[4] Memang sampai sekarang tidak diketahui apa nama kerajaan di Jawa Tengah ini sebelum masa pemerintahan Sanjaya. Nama Mataram mungkin baru dipakai sejak Sanjaya, ia bergelar Rakai Mataram, demikian pula nama Medang sebagai pusat kerajaan. Carita Parahyangan menyebut nama kerajaan Sanna dan Sanjaya itu Galuh. Memang dari prasasti Sojomerto dan beberapa prasasti lain yang hingga kini belum dapat dibaca, tetapi jelas menggunakan huruf Pallawa, yang ditemukan didaerah Pekalongan, mungkin sekali pusat kerajaan wangsa Sailendra itu mula – mula didaerah Pekalongan sekarang.

[5] Carita Parahyangan menyebutkan bahwa Sanjaya bahkan menaklukkan Malayu, Khmer, dan Cina. Mengingat bahwa sampai sekarang belum dapat dipastikan nilai sejarah dari kitab Carita Parahyangan itu, keterangan tersebut tidak dipermasalahkan disini.

[6] J.G. de Casparis, Prasasti Indonesia I, 1950, hlm. 1 – 11.

 

 penutup

  • < 14 Kerajaan Mataram Kuno - Halaman 14
  • 16 Kerajaan Mataram Kuno - Halaman 16 >