Makalah Komisi - C - (#32) |
Boso Suroboyoan Dalam Suvenir Cak Cuk : Abstrak
1. lambang kebanggaan daerah, 2. lambang identitas daerah, dan 3. alat perhubungan di dalam keluarga dan masyrakat daerah, 4. sarana pendukung kebudayaan daerah, dan 5. pendukung bahasa dan sastra daerah (Alwi:2000).
Bahasa daerah merupakan cermin kehidupan masyarakat di daerah itu, baik berupa cara berpikir, kandungan emosional, kebijaksanaan, maupun perjalanan gagasan dari masa lalu sampai sekarang (Rossyana (2000) dalam Rahardjo (2001:158).
1. Djembatan Merah/ the spirit of never endingheroes legend/ 2. AWAS/ BUAYA DARAT/ SURABAYA/ KOTA BUAYA/DAERAH 3. Bonek/ juga manusia/ punya rasa punya hati/ ”sesungguhnya di 4. Kota Mesopolitan/ SURABAYA KOTA MISUH 5. PERIODIC TABLE OF FOOD/ TABEL PERIODIK MAKANAN/ 6. UGD 24 JAM/ SEX ARMY/ unit Gairah Darurat/ DIPONEGORO/
Kaos Cak Cuk juga dikenal sebagai Kaos Binal Desain Nakal. Julukan itu berkaitan dengan desain gambar dan kata-kata bertema seputar dunia esek-esek yang merupakan hot area Surabaya--terutama Dolly--yang terkenal di Indonesia bahkan se-Asia Tenggara. Produk Cak Cuk lainnya berupa pin, asbak, tas, kalender, sandal, topi, dan permainan monopoli. Beberapa contoh desain Cak Cuk tampak pada gambar (2) berikut.
Pada contoh (7) terdapat kata sapaan koen dan mbokne. Pada contoh (8) Cak Man, Lik Bowo, Wak Min, Buk Saodah, Pak Kemi, Ko Tan Hwa, Kak Mat, Yu Minem, Mas Agus, Pakde Kalam, Sersan Hamid, Mba Parti, Kaji Ilham, Pak Sabar, Kak Halim, Mbah Giman.
Kata-kata kasar pada contoh (9) adalah kata mbokne ancuk ‘ibunya bersetubuh’, dan pada contoh (10) adalah kata bathuk sempal, matamu picek ‘matamu buta’, untumu ‘gigimu’, jancuk (bentuk singkat: cuk) ‘disetubuhi’, nyocot ae ‘masih terus berbicara meskipun orang yang mengajak bicara sudah diam’, gegermu mlocot‘
Pada kalimat contoh (11) terjadi peristiwa campur kode, yaitu penyisipan kode Bahasa Indonesia berupa klausa semboyan becak dan (bayar cuma tiga ribu rupiah), serta penyisipan kode Bahasa Inggris berupa klausa becak cycles ke dalam kode Boso Suroboyoan. Pada contoh (12) terjadi penyisipan kode Bahasa Indonesia dialek Tionghoa berupa kata dan klausa, yaitu yin yang, kalo pigi liak-liak ‘kalau pergi lihat-lihat’, isa ndak iso bo’ lupa mampiro tempate ‘bisa tidak bisa jangan lupa singgah di tempatnya’, nantik ‘nanti’, sampek ‘sampai’, nyesel ‘menyesal’, serta penyisipan kode Bahasa Indonesia berupa kata Surabaya dan klausa Cak Cuk Surabaya.
(14) GODHONG KATES/ urap-urap, buntil, bothokan/ BUKAN
Pada contoh (13) njonja kenteer merupakan bentuk plesetan berupa plesetan untuk plesetan itu sendiri, yaitu dari njonya meneer, contoh (14)—(20) plesetan alternatif yang dalam suvenir Cak Cuk ada yang berbentuk peribahasa, pantun, parikan, semboyan, lagu populer, dan contoh (21) plesetan oposisi berupa singkatan.
1. Kata sapaan,berupa kata sapaan koen dan mbokne, Cak Man, Lik 2. Kata-kata kasar, yaitu kata mbokne ancuk ‘ibunya bersetubuh’, 3. Campur kode berupa penyisipan kode Bahasa Indonesia, Bahasa 4. Plesetan berupa plesetan untuk plesetan itu sendiri, plesetan
DAFTAR RUJUKAN ♦ Alwi,Hasan.2000. “Kebijakan Bahasa Daerah pada Konferensi Bahasa ♦ Adipitoyo,Sugeng, 2008. “Orang Jawa Subetnik Surabaya” dalam ♦ Haryanto, Ariel.1995. ”Pelecehan dan Kesewenang-Wenangan ♦ Kridalaksana, Haarimurti. l984.Kamus Linguistik.Jakarta: Gramedia. ♦ Nababan, P.W.J. 1984. Sosiolinguistik Sebuah Pengantar. Jakarta: ♦ Oktavianus. 2006. Analisis Wacana Lintas Bahasa.Padang: Andalas ♦ Pateda, Mansoer. 2001. Sosiolinguistik. Gorontalo: Viladan. ♦ Sudaryanto, 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar ♦ Supriyanto, Henricus,dkk. 1985. Penelitian Bentuk Sapaan Bahasa Jawa ♦ Sobarna, Cece, dkk. 1997. Kehidupan Bahasa Sunda di Lingkungan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2003. Kamus Besar Bahasa ♦ Vitalis Goo, Vitalis. “DARI BAHASA DAERAH, KEMUDIAN ♦ Winiasih,Tri. 2010. “Karakteristik Penggunaan “Basa Suroboyoan”
|