Mdang i Bhumi Mataram

beranda

ikon-buku-tamu

kerajaan-mataram-kuno

kumpulan-makalah

kumpulan-artikel

candi-yogyakarta
prambanan
   01 Kabupaten Sleman - 77
   02 Kabupaten Bantul - 7
   03 Kabupaten Gunung Kidul - 6
   04 Kabupaten Kulon Progo - 5
   05 Kota Madya Yogyakarta - 1

candi-jawa-tengah
borobudur
   01 Kabupaten Klaten - 13
   02 Kabupaten Magelang - 79
   03 Kabupaten Boyolali - 10
   04 Kabupaten Temanggung - 23
   05 Kabupaten Semarang - 14
   06 Kabupaten Banyumas - 8
   07 Kabupaten Wonosobo - 5
   08 Kotamadya Semarang - 5
   09 Kabupaten Kendal - 7
   10 Kabupaten Banjarnegara - 6
   11 Kabupaten Batang - 4
   12 Kabupaten Pemalang - 2
   13 Kabupaten Tegal - 2
   14 Kabupaten Brebes - 2
   15 Kabupaten Purwodadi - 1
   16 Kabupaten Kudus - 1
   17 Kabupaten Purworejo - 2
   18 Kabupaten Purbalingga - 1
   19 Kabupaten Kebumen - 2

 relief-borobudur
relief-O-01
01 Relief Karmawibhangga
02-Caca-Jataka-1
02 Relief Jataka

prasasti
ikon-prasasti

video
00-mataram-kuno-1
Aneka Video Medang

jumlah-pengunjung
368236
  Hari ini     :  Hari ini :374
  Kemarin     :  Kemarin :156
  Minggu ini   :  Minggu ini :526
  Bulan ini   :  Bulan ini :4225
  s/d hari ini   :  s/d hari ini :368236
Jumlah Kunjungan Tertinggi
28.10.2025 : 1113
Pengunjung Online : 24

kontak-admin
email-kidemang

Kumpulan Artikel
Tiga Prasasti Masa Balitung - Halaman : 12 / 14

22. 4 māsa masing-masing. Dari desa Mantyāsiḥ yang termasuk wilayah Patapān (adalah) kalima (bernama) si Puñjaŋ ayahnya Bahad, dengan gusti (bernama) si Kara ayahnya Labdha, (mereka) diberi persembahan (berupa) bebed sepasang dan perak 4 māsa masing-masing. Dari desa Wūn Galuḥ yang termasuk wilayah

23. Sikhalān (adalah) kalima (bernama) si Pĕgiŋ ayahnya Hawaŋ dengan marhyaŋ (bernama) si Gaḍagan ayahnya Katwan, (mereka) diberi persembahan (berupa) bebed sepasang dan perak 4 māsa masing-masing. Dari desa Wunut yang termasuk wilayah Patapān (adalah) kalima (bernama) si Waṅun

24. ayahnya Panimuan dan winkas (bernama) si Mamwaŋ ayahnya Dhanañjaya, (mereka) diberi persembahan (berupa) bebed sepasang dan perak 4 māsa masing-masing. Dari Wuat Gunuŋ yang termasuk wilayah Patapān (adalah) si Gandhara kakeknya Udara, si Raka ayahnya

25. Seti, (mereka) diberi bebed sepasang dan perak 4 māsa masing-masing. Dari desa Wuṅkalanak (adalah) si Wada ayahnya Kisala dengan gusti (bernama) si Kĕtĕŋ ayahnya Suddhī, (mereka) diberi bebed sepasang dan perak 4 māsa masing-masing. Tuha paḍahi (bernama) si Kaca ayahnya Kara

26. diberi bebed sepasang dan perak 4 māsa. Penunggu (penjaga) tempat tinggal raja di Kḍu [1] (bernama) si Dewara ayahnya Satya diberi bebed sehelai dan perak 4 māsa. Rāma Kabayan [2] desa Rukam (adalah) si Ṭarĕ ayahnya Binuḥ (dan) istrinya

27. si Kuruḥ, si Haritā ayahnya Maṅgala (dan) istrinya si Kīlyan, si Jwalĕ ayahnya Sawit (dan) istrinya si Aṅgini, si Naṅgal ayahnya Muṅgu (dan) istrinya si Inaŋ, si Pṛm ayahnya Patmi (dan) istrinya.

28. si Buyu, si Buyu ayahnya Gawita (dan) istrinya si Sundaḥ, si Jimū ayahnya Bisistrī (dan) istrinya si Dhinū, si Suddhīra ayahnya si Suddhama, si - - wu ayahnya Biniśrī (dan)



 

IIA

1. istrinya si Nalī, si Nala ayahnya Bikramī (dan) istrinya si Suddhī, si Tĕnnā ayahnya Citra, si Kĕṇḍoŋ ayahnya Citta (dan) istrinya si Laṅkū, si Waha ayahnya Jalī, si Aṅga ayahnya Gayahita (dan) istrinya si Kati, saŋ Kutis ayahnya

2. Kaṇṭara (dan) istrinya si Payanī, si Bheda (dan) istrinya si Ḍaya, si Laṇḍun ayahnya Soma (dan) istrinya si Sudi, si Mahi ayahnya Paṇḍawa, si Gĕñjaŋ ayahnya Dhawala (dan) istrinya si Geṣṭi, si Kaṭuŋ ayahnya Priyā-

3. di, semua diberi persembahan (berapa) bebed sepasang dan emas 1 māsa masing-masing. Saji yang diperuntukkan bagi pelaksanaan penetapan sima (yaitu saji untuk) saŋhyaŋ brahmā (berupa) sepasang bebed dan emas 1 māsa, (untuk) saŋhyaŋ kulumpaŋ (berupa) bebed 4 pasang dan emas 4 masa, 4 bejana4. berisi beras, (mata uang) besi 4 ikat. Segala macam benda yang terbuat dari besi (yaitu) kapak, kapak perimbas (beliung kecil), beliung, sabit, tampilan [3], 4 linggis, 4 tatah, parang, keris, tombak, pisau, pamajhā [4], kampit, jarum, segala macam benda yang terbuat dari tembaga (yaitu)

5. dandang, talam, paliwtan [5], padyussan [6], obor, seperangkat tempat sayur, seperangkat tempat minum. (Semua benda-benda tersebut) diwujudkan dengan emas (sejumlah) 2suwarṇa 1 māsa dan 1 kupang. Seekor kambing, 1 kepala, 1 kumol, beras 1 pada, (mata uang) besi 10 ikat,

6. 2 pras linimaran [7], 5 nasi dinyun, 4 ekor ayam, 4 butir telur, pasiliḥ galuḥ dengan pañcopācara. Setelah semua saji siap, kemudian semuanya menyantap hidangan, saŋ wahuta kudur dengan pengikut Rakryān Mapatiḥ (i Hino),

7. saŋ paṅuraŋ [8] dengan wahuta patih dan pejabat desa perbatasan, para pejabat desa (dan) para ibu semua yang desanya dibatasi, penduduk (dan) pendeta (desa

[1]Kata makmit berasal dari kata kmit atau kĕmit yang artinya jaga atau tunggu; ditambah awalan ma. Jadi yang dimaksudkan dengan kalimat di sini adalah "orang yang bertugas menunggu (menjaga) perumahan raja"

[2]. Pigeaud menterjemahkan rāma kabayan dengan pembantu, asisten (Pigeaud, 1963: 198). Sedangkan Juynboll menyalinnya dengan pesuruh (Juynboll, 1923: 113). Namun sejauh ini belum ditemukan penjelasan yang lebih memuaskan, apa tugas dari rāma kabayan sebenarnya? Di Bali, kabayan bertugas untuk menjaga dan mengurus bangunan suci, umumnya dari kasta sudra. Tugas ini dilakukan turun temurun, yaitu mengelola laba pura untuk membiayai pemeliharaan bangunan suci. Menurut seorang informan, Anak Agung Ngurah Tara Wiguna, jabatan ini masih dipakai di Wangaya, Bali. Sedangkan di Jawa, kabayan masih dipergunakan untuk menyebut penjaga desa.

[3]Tampilan adalah sejenis beliung (Mardiwarsito, 1978: 843). Akan tetapi Juynboll menyebutnya sebagai parang (Juynboll, 1923: 231). Hanya jika diterjemahkan dengan parang, maka apa be-danya dengan wankyul?

[4]Di Bali pamajhā merupakan salah satu alat tukang kayu, terbuat dari besi yang dimasukkan ke dalam kayu yang telah dilubangi tengahnya. Alat ini dipergunakan untuk menghaluskan kayu (ketam). Dalam bahasa Jawa disebut pasah sedangkan dalam bahasa Sunda disebut sugu.

[5]Menurut arti katanya paliwtan adalah alat untuk menanak nasi atau alat untuk merebus (Juynboll, 1923: 501; Pigeaud, 1963: 211). Ada dua kemungkinan penggunaan dari paliwtan ini, yaitu alat yang dipergunakan untuk menanak nasi sebelum dimasukkan ke dalam dandang dan alat yang dipakai untuk membuat nasi liwet.

[6]Padyussan berasal dari kata dyus atau adus (Jawa) yang berarti mandi. Jadi mungkin yang dimaksud dengan padyussan adalah semacam alat yang dipergunakan untuk mandi.

[7]Pras artinya baki, pinggan atau bejana yang diperuntukan bagi persajian (Mardiwarsito, 1978: 247; Juynboll, 1923: 389). Linimaran berasal dari kata limaran, artinya diberi daun kelor (Jansz, 1906: 482). Mungkinkah yang dimaksud dengan prās linimaran adalah pinggan yang dihiasi daun kelor? Dalam pada itu Hooykaas dan van Leeuwen Boomkamp menjelaskan bahwa pras adalah sesajian yang terdiri dari seekor ayam panggang (bakar) diletakkan di atas tumpukar nasi dan kacang tanah (Van Leeuwen Boomkamp, 1961: 29, 53).

[8]Pras artinya baki, pinggan atau bejana yang diperuntukan bagi persajian (Mardiwarsito, 1978: 247; Juynboll, 1923: 389). Linimaran berasal dari kata limaran, artinya diberi daun kelor (Jansz, 1906: 482). Mungkinkah yang dimaksud dengan prās linimaran adalah pinggan yang dihiasi daun kelor? Dalam pada itu Hooykaas dan van Leeuwen Boomkamp menjelaskan bahwa pras adalah sesajian yang terdiri dari seekor ayam panggang (bakar) diletakkan di atas tumpukar nasi dan kacang tanah (Van Leeuwen Boomkamp, 1961: 29, 53).

 

Sumber : http://epigraphyscorner.blogspot.com/search?updated-min=2014-01-01T00

 

penutup

 

  • < 11 Tiga Prasasti Masa Balitung Halaman 11
  • 13 Tiga Prasasti Masa Balitung Halaman 13 >